Saya melihat kamu disitu
Terpekur khusyuk di depan mimbar kayu mahoni
Menunduk perlahan menahan kantuk seperti putri malu yang baru tersentuh
Saya melihat kamu disitu
Dengan koko abu dan peci putih bulat membentuk tempurung kepala
Sarung diangkat tinggi memperlihatkan mata kaki
Wajah basah terkena air wudhu
Dan mata sendu menyiratkan rindu
Saya melihat kamu disitu
Sudut mesjid hijau dekat rumahku
Berbeda beberapa meter dari majlis ta’lim tempatku bersujud
Teraweh dua puluh tiga rakaat yang terasa lama
Menunggu pulang dan lagi-lagi, mencari kamu disitu