29 September 2012

Percakapan Pertama


Melihatnya dari jauh membuat saya segera memalingkan muka.
Bukan, bukan karena saya sedang marah atau apa, tapi karena saya bingung harus seperti apa ketika dua bola mata ini terpagut dan sinyal dari otak mengharuskan saya berbuat sesuatu. Ya senyum, menyapa, atau sekedar menganggukkan kepala.

Saya kikuk, dan karena itulah lebih baik membuang muka dibanding harus salting di hadapannya.

Dan segela sesuatunya terjadi di luar kendali, dia memberhentikan motornya di depan saya dan menatap saya, langsung di mata.

"Hai, Li." dia santai.
"Hai." saya kaku.
"Mau kemana?" dia senyum.
"Kesana." berjalan cepat, menjauh.
"Oke, dah." menstarter motornya kembali.

Percakapan pertama kami, sejak sebelumnya hanya sekedar anggukan kepala, atau tatapan ingin tahu.

Dan kini, sudah banyak percakapan-percakapan lain, yang mungkin tidak berarti, namun cukup untuk menambah satu senyum sebagai cadangan energi saya hari itu.

'Nih.'
'Apaan?'
'Baca aja.'
(membuka sebuah selebaran yang diberikan)

'senyum itu... membuat dunia mudah dijalani.' 

gambar selebarannya kayak gini :)















Original soundtrack for this moment : Mariah Carey - Against All Odds (Take a Look at Me Now)

15 September 2012

D&I


Dua orang ini memang sering menjadi loncatan mood saya ketika sedang buruk. Terkadang dengan bertemu mereka, energi buruk itu tergantikan dengan rasa kesal menggelitik yang entah mengapa terasa menyenangkan. Tak banyak yang mereka lakukan memang, tapi yah, godaan kecil dan sindiran yang mengena mengenai walimahan dan kisah cinta yang tak jelas dari diri saya sendiri, sering menjadi perbincangan yang tak kunjung habis.

"Jangan salaman sekarang ah, belum ada sampingnya nih yang nemenin. Eh..'
(dalam sebuah acara rapat di tempat makan kecil dekat kampus)

'I wanna be an enzyme..'
(dalam notes hp nya yang penuh dengan rasa)

'Kabarnya mas acara gimana mbak?'
(dalam sebuah pertemuan singkat di kantin fakultas)

'Ehh, inget, katanya tingkat tigaa...'
(obrolan random)

'Fem fateta deket yah mbak?'
(kantin fakultas, jam makan siang)

aku ga masalah asal jokes nya masih ga sebut nama dan merk, dan cuma ke teman2 yang memang dekat, jangan asal juga lah, ga enak juga kalo ketahuan orangnya. aku kan ga serius2 amat -___-
(dalam sms, malam hari)


Terkadang mood yang sering berantakan ini tertolong dengan candaan tak kenal tempat yang sering kalian lontarkan.

Thanks anyway, :)


14 September 2012

Biokimpangdas

image is taken from here

Akronim dari judul diatas dalah Biokimia Pangan Dasar. Salah satu mata kuliah yang harus diambil dari mayor ilmu dan teknologi pangan di semester 3 ini membuka kelas paralel berbahasa inggris dengan peminat cukup banyak, nyaris mendekati 60 orang untuk satu kelasnya.

Kelas dimulai sejak minggu lalu, dengan sebuah pemikiran apakah saya nekat mengambil matkul dengan pengantar berbahasa inggris? Usut punya usut, tanya sana sini, biokimpangdas itu matkul yang cukup susah dan jarang yang dapet A. Well, choice is always followed by the risk. Kalo gak dipaksa begini, akan sulit bagi saya mengerti bahasa inggris secara verbal.

Dua kesulitan yang akan ditemui. First, i have to translate the words that came from Mr. Punky into bahasa. Second, i have to understand quickly what does he taught. Ngertiin bahasa inggrisnya, abis itu ngerti pelajarannya.


Pertanyaan yang sempet menggelitik saya hari ini setelah mata kuliah ini adalah mengenai air dalam tubuh manusia. Biokimia sendiri mengajarkan mengenai berbagai reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. And most of that reaction involving water on reaction itself.

And when he asked us about, 'why is water so important for us?'
dan ketika saya tidak hanya bisa menjawabnya dengan 'karena kalo ga ada air, ga bisa idup.' atau 'ya ntar dehidrasi dong,' dan jawaban ga ilmiah lain yang biasanya saya asal lontarkan,  rasanya tergelitik aja, prasaan ini pertanyaan mudah deh -____________-

The answer are ..

One, because the energy to break down the bonding from chemical substances is lower when its on the water. 
karena ketika kita mencampurkan garam ke dalam air, begitu mudahnya garam itu terlarut. berbeda sekali dengan garam di keadaan biasa saja, dia mempertahankan dirinya dengan bonding antara natrium dan klor membentuk kristal NaCl yang bertahan bahkan hingga dipanaskan dalam suhu tinggi.

Two, because it can interact with substances that comes in. So that's why water called as universal solvent.

Three, because it can activate the enzymatic reaction. 
Salah satunya adalah saat terbentuknya susu kedelai. Kalo pas jadi kacang kedelai, kan baunya ga kecium tuh, anehnya pas jadi susu, rasa dan baunya aneh. Kenapa sih?
Itu karena, air yang ditambahkan pada proses pembuatan susu kedelai mengaktifkan enzim lipoksigenase yang ada dalam kedelai, and it has a special smell, makanya susu kedelai jadi ada baunya.

Entah kenapa saya mulai interest dengan segala kerumitan pangan ini. Banyak yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas bahasa Indonesia karena gak ngerti dengan pembelajaran dan bapaknya. Yah, pak Punky mencari bahasa-bahasa yang mudah dipahami untuk kita yang masih belajar memahami bahasa inggris secara cepat. Tapi saya rasa, pilihan ini harus diambil jika saya mempunyai mimpi untuk studying abroad.

Well, wish me got good score for this lesson. Gak ada yang sulit di dunia ini, yang ada adalah kita mau berusaha atau tidak. isnt it? :)




13 September 2012

Observe

image is taken from here

I like to observe something. Gak something juga sih, kadang someone malah. Terinspirasi gambar yang saya post di atas, entah kenapa jadi kepikiran kalo 'iya yah, gue juga sering begitu,' 

Ya, di dalam bus, di tempat makan, di papan pengumuman, atau bahkan sekedar antri tiket, sering sekali saya mengobservasi seseorang. Pertama dari apa yang ia kenakan, kemudian dari gesture tubuhnya dan kemudian cara bicaranya.

Paling sering ini terjadi ketika berada dalam bus, angkot, atau alat transportasi umum lainnya. Ketika saya tidak mengantuk, tidak ada bahan bacaan, dan facebook mulai membosankan, akhirnya observing adalah hal paling menarik untuk dilakukan.

Hal paling pertama yang akan dilakukan adalah mengomentari dalam hati tentang cara berpakaiannya. Well, everyone judges you from whatever you wear. Beberapa tampak menarik untuk diperhatikan beberapa lama, bahkan sampe yang diperhatiin salting dan grogi.

Hal kedua adalah menaksir mau kemana dia. Pakaian menunjukkan status sosial, pekerjaan, atau bahkan tujuanmu. Beberapa ibu yang saya temukan pagi hari jam 6 pagi saat berangkat ke sekolah di dalam angkot mengenakan daster dengan perhiasan berlebihan. Tujuannya bukan ke kondangan, i already know that. Mereka sebenernya mau ke pasar.

Walah?
Berlebihan memang, tapi untuk orang desa, atau beberapa kelompok masyarakat tertentu, status sosial yang masih ditunjukkan dengan harta, perhiasan, dan kendaraan memang sengaja dipakai kemana pun mereka pergi, even when they want to go to morning market, which just inviting robber to come, ya sapa juga yang engga ngiler liat perhiasan sebundel gitu di lengan lo. -_____________-

Udah gitu, ga habis dari komentar baju dan nebak mau kemana, biasanya mikirin, apa dia udah menikah, kuliah dimana, dia tadi bangun jam berapa, berapa harga bajunya, dan hal gak penting lain yang sebenernya ga penting juga untuk dipikirin dalam postingan yang yeah, i know its not important at all. haha.

Tapi, seperti yang dikatakan gambar itu pada akhirnya, the important part is, 'keren banget yah, segitu banyaknya orang di dunia, tapi ngga ada yang sama. bahkan kembar pun bisa dibedakan'.

Begitu greatnya Allah dalam menciptakan manusia. He is the Truly and Amazing Creator. Sidik jari, DNA, kromosom, engga ada yang ketuker. Semua udah ditempatkan sesuai dengan kita. Garis nasib, jodoh, kematian, dan takdir kita sudah ada yang mengatur, merencakan ceritanya, bahkan mengantisipasi dan menghitung kemungkinan dan peluang yang terjadi ketika kita mengambil buaaanyyaak sekali keputusan yang berbeda setiap detiknya.

Bahkan, sampe tulang rusuk aja gak ketuker #eh :P

Kebayang kan, Allah benar-benar the Truly Creator?  


After all, saya seneng sekali mengobserve orang lain. Beberapa yang membuat saya interest adalah orang-orang introvert yang jarang bicara. Saya suka mendekati mereka dan ingin tahu, seperti apa sifat dan karakter mereka dibalik diamnya itu? Banyak diantaranya berhasil, dan setelah itu biasanya mereka menjadi sangat terbuka pada saya. Well, at that time, i lost my sense of interest. Biasanya mulai cari mangsa baru tuh, kayak dapet tantangan tersendiri deket-deket sama orang introvert.

Senjata makan tuannya adalah biasanya orang introvert itu jadi being addict ke saya, nah di posisi itu biasanya saya kabur tanpa alasan. hehe. meminjam kata-kata seseorang dalam notes hpnya yang saya kepoin, i wanna be an enzyme. 

Enzim membantu proses metabolisme dalam tubuh, terutama penyerapan bahan-bahan yang tidak dapat diserap ke dalam sel tubuh yang memiliki membran sel berupa fosfolipid bilayer yang tidak tembus zat polar. Memecah zat tersebut sehingga menjadi partikel yang dapat tembus dan diserap tubuh untuk keperluan energi dan lain-lain. Menjadi enzim menjadikanmu seperti katalis. Ikut untuk mempercepat reaksi, namun tidak ikut di dalamnya, bahkan dihasilkan kembali untuk dipergunakan. Reuse.

Membantu orang introvert lebih terbuka, kemudian pergi tanpa alasan ketika mereka sudah bisa membuka diri. Well, walau terkadang saya lupa sih mencarikan orang yang bisa dekat dengan mereka selama saya kabur, hehe :3

Eh btw, postingan ini sudah mulai absurd, dikarenakan malam juga sudah larut dan besok saya ada kuliah kimia pangan dan biokimia pangan dasar hingga sore, dilanjut dengan ospek jurusan, sebaiknya saya tidur.

See ya on the next absurd post! :D

12 September 2012

1000 Hari Pertama Kehidupan

image is taken from here

"Sudah gak jaman lagi namanya gizi buruk, sekarang adalah trend nya anak pendek," (Prof. Dr. Emirtus Soekirman, 2012)

It was a cloudy day. Mata kuliah terakhir di hari Selasa yang saya ambil bersama dengan 8 teman dari ilmu dan teknologi pangan IPB, di kelas RK 4 AGB ternyata bukan kuliah biasanya. Hari ini terlihat agak berbeda dengan wajah-wajah baru di kelas. Actually it wasnt a new face at all, beberapa wajah saya kenal, kakak kelas, bahkan dari pasca sarjana ikut duduk di kelas yang sama.

Ya, hari ini kami kedatangan dosen tamu, seorang profesor yang ahli di bidangnya. Beliau adalah Prof. Dr. Emirtus Soekirman. Bapak yang masih sangat semangat dalam mengajar ini terlihat sangat hightech, dengan ipad putihnya dan mike yang menggantung di saku bajunya.

Kuliah di buka dengan istilah gizi yang sering misspell dengan nutrisi. Ibu Evy Damayanti, sebagai koordinator mata tuliah Ilmu Gizi Dasar yang saya ambil, pada kuliah pertamanya sudah menjelaskan bahwa memang terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara gizi dan nutrisi. Yakni, gizi itu untuk manusia, sementara nutrisi untuk hewan.

Misspell ini adalah kesalahan penyerapan makna dari kata nutrition dari bahasa Inggris, yang dialihbahasakan menjadi nutrisi dalam bahasa Indonesia.

Bapak Emirtus pada tahun 1958 diberikan tugas oleh gurunya, yakni Prof. Poerwo Soedarmo, atau dikenal sebagai bapak Gizi Indonesia, untuk menelaah lebih lanjut mengenai arti kata nutrisi dan gizi ke lembaga bahasa pada saat ini. Ternyata, akar bahasa Indonesia sendiri berasal dari 2 bahasa, yakni sansekerta dan bahasa Arab. Dalam bahasa sansekerta, nutrition diterjemahkan svastaharena, sementara dalam bahasa Arab, itu adalah ghizai, atau akhirnya disebut gizi.

Intinya, sebagai seorang profesional dalam bidang makanan atau pangan, seharusnya yang kita gunakan bukanlah nutrisi, melainkan gizi. Karena istilah ini lah secara resmi diartikan sebagai arti dari nutrition dari bahasa Inggris. Sementara svastaharena digunakan dalam lambang persagi.

Selanjutnya bapak Emirtus menjelaskan mengenai konsep malnutrition, atau gizi buruk yang sudah tidak menjadi trend lagi saat ini. Anak pendek adalah sebuah istilah baru untuk anak yang mengalami hambatan pertumbuhan dibanding anak yang lain.

Anak pendek atau stunting adalah mencapai 3,67% dari total anak di Indonesia yang mencapai 22-23 juta, dan hampir 60% dari jumlah anak pendek tersebut berasal dari NTT. Hal ini menyiratkan bahwa anak pendek sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan kekurangan zat gizi.

Indonesia sendiri menempati urutan kelima dari negara-negara di dunia untuk jumlah dari anak pendek. Urutan pertama ditempati oleh India, kemudian China, Nigeria, Pakistan, dan terakhir Indonesia. Mirisnya, dalam waktu yang sama, Indonesia menempati urutan ke 16 negara terkaya di dunia. Wooow! Kaya bahan alam, namun warga negaranya miskin hingga anak kekurangan gizi sangat banyak, nyaris 7,6 juta anak di Indonesia!

Penyebab terjadinya anak pendek bukanlah dari faktor genetik, melainkan karena kekurangan gizi secara kronis sejak hari pertama. Ya, hari pertama dimana sel telur bertemu dengan sperma membentuk zigot yang diberi nama konsepsi (saya baru tau istilah ini, sejak dulu SD namanya selalu pembuahan).

Selain itu, kondisi si ibu juga sangat menentukan. Jika ibunya mengalami penyakit atau tinggal dalam lingkungan berpolusi, dapat menyebabkan anak lahir dengan kondisi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). I already get this. Saya dulu lahir dengan berat 2,8 Kg dan itu cukup dibawah normal. Bayi dengan berat badan rendah ini perlu diberikan ASI hingga 2 tahun, perawatan yang baik, imunisasi teratur, dan sering ke posyandu untuk dapat menyusul ketinggalannya dengan bayi lain. Dan alhamdulillah saya dapat menyusulnya, bahkan mungkin lebih, #eh, :P

Anak pendek ini, berpotensi juga untuk terkena penyakit jantung, stroke, darah tinggi, dan kanker dibanding anak yang lain.

Oleh karena itu, pemerintah dunia menggalakkan program SUN atau Scalling Up of Nutrition untuk mencegah bertambahnya jumlah anak pendek di setiap negara. Indonesia sendiri memberikan nama 1000 hari pertama kehidupan sebagai program yang sejenis dengan SUN.
Dimulai dari pembekalan sejak hari pertama, konsepsi, hingga hari ke 1000, yah mungkin dihitung-hitung hingga usia ASI yakni 2 tahun. Program ini akan memberikan persalinan gratis kepada setiap ibu di kelas III rumah sakit. Saya belum sempat menanyakan program apa lagi yang akan diberikan kepada ibu hamil dan menyusui dalam 1000 hari ini kepada bapak Emirtus karena keterbatasan waktu.

Yang pasti, program ini belum begitu populer digaungkan di media cetak dan elektronik di Indonesia. Mungkin teknisnya sedang digodok dan dimatangkan sebelum launching ke masyarakat.

Well, overall, kuliah hari ini begitu menginspirasi. Entah kenapa tiba-tiba saya kepikiran salah jurusan, haha, kayaknya kerenan gelar S.Gz dibanding STP. hahaha :P

Ini menginspirasi saya untuk mengembangkan produk dengan teknologi pangan yang saya geluti dalam kuliah, yang berfokus pada mengurangi angka anak pendek dan gizi buruk di Indonesia. amiinnn. :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...