07 Juli 2012

Way(s)

image is taken from here

Kenapa judulnya way(s)? Karena ini akan membahas tentang jalan yang begitu indah, ga ada penyesalan, yg ada hanya kebahagiaan dan keindahan.
Jalan apa itu?

Jalan Allah untuk kita.

Nyadar ga sih, kadang apa yang kita pilih belum tentu baik untuk kita? Nyadar juga kan, apa yg kita pilih belum pasti kita dapet?

Seperti yg selalu saya yakini, bahwa Allah punya 3 cara untuk menjawab doa hamba-Nya, yaitu :
1. Iya
2. Iya, tapi tidak sekarang.
3. Aku punya rencana yg lebih baik untukmu.

See? Allah sayang banget sama kita, sampe doa kita dijawabnya dengan hal-hal yang baik, ga akan pernah ditolak, malah dicarikan yg lebih baik.

That was a year ago. 29 Juni 2011 tepatnya, pengumuman SNMPTN tulis, dimana saya memilih IPB, ilmu dan teknologi pangan sebagai pilihan pertama, dan Biologi IPB sebagai pilihan kedua.

Never crossed my mind, i will be here someday. Gak pernah kepikiran masuk IPB. Ga pernah.

Pokoknya lulus smakbo, kerja. Kerja, kerja aja. Ga pernah kepikir mau kuliah.
Tapi ternyata boring bgt kerja, dan kepengen banget ngerasain aktifnya jadi mahasiswa, so i choosed this way.

Keluar kerja, ikut snmptn tulis, dan milih ipb.

Ga mudah loh, banyak sekali pertimbangan yang haru dipikir mateng-mateng.

First, biaya. Ortu udah cukup senang dengan saya yg bekerja, which is saya bisa biayain diri sendiri, bisa bayar kuliah sendiri, dll. Tapi well, biaya ternyata ga masalah ketika kamu berada di IPB. Banyak banget beasiswa buat orang yg ga mampu disini.

Second, univ apa? Jurusan apa?
Pertama saya cari goalnya dulu. Saya mau jadi apa?
Jawaban pertama, guru. Oke, then, saya pilih UNJ dan UPI. But then, pakde saya bertanya, klo mau jadi guru, sekalian aja yg paling tinggi, jadi dosen. Hhm.. Thats why pakde saya suggest IPB.

Saya sudah cari beasiswa dan alhamdulillah dapet di bioteknologi Al Azhar, tp akhirnya ga saya ambil karena sudah keterima snmptn tulis.
Memilih ITP IPB juga galaunya luar biasa. Ga yakin sama kemampuan diri, akhirnya galau sana sini, alhamdulillah melihat hasil tryout di tempat les, dan setelah diskusi sama guru les, alhamdulillah memberanikan diri ambil ITP.
Okay, goal nya berubah. Saya akhirnya berminat kerja di BPOM, dan tertarik bgt sama halal science centre Thailand. Pengen buka halal science centre sendiri di Indonesia. Well, hope that dreams come true someday.

Third, udah. Cuma tentang masalah biaya dan jurusan serta universitas aja yang bikin galau, selebihnya, bismillah. Im ready for everything.

Dan well, Allah benar-benar menunjukkan jalan-Nya disini.
Satu tahun yang begitu menginspirasi. Disini bertemu dengan orang-orang yg ga hanya hebat dalam berorganisasi, tp juga berkarya, pintar dlm akademik, keren dalam berdebat, dll. Saya belajar banyak dari mereka.

Remember this sentences, keluar dari mulut saya dan disetujui semua orang yang saya kenal.
'Kita memang terdampar di IPB, tapi alhamdulillahnya, kita terdampar di jalan yang benar.'

this campus full of inspired people. You will change here, to be better, to be someone you never imagine before, to be someone who inspired other people too.

Untuk semua adik-adik yg diterima di IPB, selamat datang di kampus rakyat. Cant wait to see you being next inspired people :)

05 Juli 2012

Warna itu menghilang

Berawal dari acara jalan-jalan seharian bersama bocah ababil, dan kebetulan saya denger lagu ini di mobilnya, entah kenapa jadi kepengen posting tentang hal ini.
Judul lagunya Could it be Love dari Raissa
Saya posting sekalian liriknya disini ya :)

Kau datang dan jantungku berdegup kencang
Kau buatku terbang melayang
Tiada ku sangka getaran ini ada
Saat jumpa yang pertama


*Mataku tak dapat terlepas darimu
Perhatikan setiap tingkahmu
Tertawa pada setiap candamu
Saat jumpa yang pertama


reff : 
Could it be love, could it be love
Could it be, could it be, could it be love
Could it be love, could it be love
Could this be something that i never had

Could it be love

back to *

Kenapa tiba-tiba saya posting tentang hal ini?
Pernah baca tentang postingan saya yang ini? Tentang seseorang bernama Red yang begitu mencuri hati saya saat itu?

Tapi tahukah kamu, kalau ternyata muncul warna-warna lain setelah itu? Ada grey, black, white, green, yang akhirnya mewarnai hidup saya.

Bella bilang, pubertas saya dimulai sejak masa kuliah. masa dimana saya seperti anak SMP yang sedang suka-suka an, benarkah? atau justru ini moment dimana saya mulai membuka diri? ya. dulu saya tertutup dan sulit sekali bergaul, terutama dengan lawan jenis, saat ini saya mulai menata diri.

But overall, bukan itu yang mau saya bicarakan. Ini tentang bagaimana setahun itu bisa banyak sekali yang berubah. bukan hanya perasaan saya pada Red yang sudah tak terdeskripsikan, tapi juga karena ternyata saya menemukan hal yang lebih baik dari itu. Bukan karena warna lain lebih menarik, tapi saya menemukan bahwa tidak memilih warna apapun adalah hal yang benar.

Allah menakdirkan saya sudah dengan tulang rusuk yang sesuai. Allah juga menakdirkan saya dengan warna yang sesuai. Bukan berarti saya tidak bisa memilih, atau saya hanya tinggal menunggu. Tidak. Saya hanya perlu membaiki, terus meng-upgrade kapasitas saya sendiri sebagai perempuan.
Karena apa? Karena Allah sudah menjanjikan bahwa perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, begitu pun sebaliknya.

Allah selalu menepati janjinya, dan saya tidak perlu khawatir tentang bagaimana caranya, siapa, kapan, dan seperti apa, Allah pasti mempertemukan saya dengannya dengan cara yang indah.

Saya memutuskan untuk berhenti bermain warna. Tidak akan ada lagi warna dalam hidup saya. Mereka memang pernah menghiasi hari-hari saya dengan semangat, seperti lagu raissa bahwa 'yes, it could be love' pada mereka, tapi Allah masih menyelamatkan saya untuk tidak terjerumus lebih dalam, hingga 'to be in love' pada mereka dan tidak bisa lepas.

Well, warna apapun, saya berterimakasih karena pernah ada dalam hidup saya, pernah mewarnainya, pernah bertebar senyum dan degup di dalamnya. Tapi, kali ini saya dedikasikan seluruh cinta, degup, dan senyum itu pada Yang Memiliki diri ini, hingga tiba saat saya menjadi halal bagimu.


Doakan saya tetap istiqomah di jalan-Mu ya Allah.
*athome

02 Juli 2012

Inspired People

image is taken from here
Berangkat dari kegalauan seseorang, entah mengapa saya jadi ingin menulis notes tentang hal ini. Yah, despite on fact that i cant sleep tonight.

'Saya dikelilingi oleh orang-orang yg begitu hebat, sementara saya sendiri bingung, siapa saya? Seperti rakyat jelata.'

hm?
Pemikiran pesimis jarang membatasi diri saya ketika diri saya sudah mengkalkulasi bahwa hal tersebut 'mungkin'.
Jarang sekali saya pesimis. Inspired words ada banyak di hp saya, kata2 motivasi sering saya ucapkan sendirian ketika merasa terhimpit.

Namun, sering sekali, saya menolak utk melakukan sesuatu, bahkan merasa, ah, ini tidak mungkin. Bukan karena pesimis, tapi karena saya yakin itu tidak akan berhasil, sia-sia, buang2 waktu. Nyerempet ke pesimis memang, tp entah, saya menggolongkan itu bukan pesimisme.

Padahal kita tahu tidak semua hal sia-sia yah, pasti ada hikmah dibalik smuanya, terkadang walau memang hasilnya buruk, entah mengapa kita ttp melakukannya. Berharap hal baik terjadi? Mungkin. Berharap keajaiban terjadi 1 dalam 1000 kali kemustahilan. Dan saya paling benci melakukan hal yg sudah tau hasilnya akan buruk, jelek, kalah, rugi, tapi tetap dijalankan. Im calculate it. Buruk memang.

Terkadang saya berfikir mungkin otak saya terlalu memikirkan banyak argumen, biaya imbangan dan profit.

But well, itu hanya untuk beberapa hal tertentu. Saya tetap yakin bahwa Allah memberikan rezeki yg tidak terduga, yg lbh besar, dengan kuasa-Nya diluar daya nalar kita.

Hanya saja, tetap saja ada secuil moment dan pemikiran pesimis, bahwa kita tidak bisa.

Sering saya juga didoktrin otak logika saya sendiri bahwa itu tidak mungkin, mustahil, di luar nalar, tp ketika keadaan memaksa kita untuk, dan harus mungkin, banyak sekali yg berubah dan tidak terprediksi.
Ini terkait lingkup kemampuan diri, jika sudah Allah yg bicara, tentu berbeda. Apapun bisa terjadi :)

Yg ingin saya katakan adalah, terkadang kita memang sering merasa kecil di hadapan yang lain, minder di sekeliling teman sendiri, tapi haruskah? Kita hanya tidak tahu ada yg juga minder thd diri kita :)
orang selalu berorientasi ke depan. Jadikan rasa minder itu untuk mengejar mereka di sekeliling kita yg begitu bersinar. Jadikan mereka power booster, charger energy, ketika mimpi kita mulai absurd, dan kita akan kembali teringat bahwa ada sesuatu yg kita tuju.

Last words
'Be inspired. Be you.'

Well, thats it. Just random thought.

Wallahualam.

*malamfinaleuro
beforesleepathome.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...