08 Maret 2011

I'tiraf (sebuah pengakuan)


I’tiraf (sebuah pengakuan)

Lagu ini sebenarnya udah sering saya dengar sejak Raihan, grup nasyid asal Malaysia membawakannya, tapi mungkin karena dasar hati masih terselimut salju dan kabut, saya biasa-biasa aja tuh.

Baru beberapa bulan ini, setelah denger lagunya versi Hadad Alwi, kok merinding banget ya. Syairnya sedih banget, tulus, dan beneran, merinding kalo kita hayati.

Saya bukan orang yang pinter buat puisi, atau memahami kata-kata sulit, jadinya buat saya kata-kata lirik ini begitu mengena dan mudah dipahami.

Dengarkan lagu ini ketika kamu senang, bukan hanya saat sulit, ketika iman mu sedang pasang, jangan hanya ketika surut, lalu mungkin kesunyian sepertiga malam terakhir akan sangat membantumu memahami maknanya hingga ke hati.

***

Saya mencoba mencari asal syair ini, dan menemukan bahwa ini syair Abu Nawas.
Alkisah, sahabat yang baru pulang dari medan perang ini akan pulang ke rumah, namun ketika sampai di depan pintu rumahnya, ia secara tidak sengaja melihat betis seorang perempuan. Perempuan ini adalah istri dari sahabatnya yang sedang bertamu di rumahnya. Seketika itu juga ia melompat keluar dari pintu dan berlari meninggalkan rumahnya, menuju tempat yg sepi, selama bertahun-tahun, untuk bertaubat kepada Allah SWT atas ketidaksengajaannya. Rintihan taubatnya itulah yg sekarang sering kita dengar dalam lagu Al-I'tiraf.

Original Arabic Lyrics (by Abu Nawas from Baghdad)

judul itiraf
(Al-I'tiraaf)

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi

Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka

 
Terjemahan Indonesia

Sebuah Pengakuan

Tuhanku... aku tidak layak memasuki syurga Firdaus
Dan aku pun tak mampu menahan siksa api Neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku amatlah banyak bagai butiran pasir
Terimalah taubatku, wahai Yang Maha Agung
Umurku berkurang setiap hari, sedang dosa-dosaku terus bertambah
Bagaimana aku sanggup menanggungnya?
Tuhanku... hamba-Mu yg durhaka ini datang bersimpuh menghadap-Mu
Mengakui dosa-dosa dan menyeru memohon kepada-Mu
Bila Kau mengampuni, Engkaulah Sang Pemilik Ampunan
Bila Kau campakkan aku, kepada siapa aku mesti berharap selain dari-Mu?

English Translation

O Lord... I don't deserve to Thy Garden
Yet I can't stand to Thy Fire either
Please forgive my sins please accept my repentance
Only Thou, The Forgiving for great sins
My sins are as the sands in the beach
With Thy mercy, please forgive me... O my Lord
O Lord... please save us
From all kinds of evils and woe
We fear, we hope unto Thee
Please enrich our love unto Thee
We, the slaves whose hopes are in Thy pity


Sahabat yg mulia ini, adalah seorang tokoh yg di Indonesia terkenal dengan cerita-ceritanya yg lucu. Namun sebenarnya ia adalah seorang pujangga, penyair besar di zaman Abbasiyah. Dialah Abu Nawas.
Nama aslinya adalah Al Hasan bin Hani al-Hakami, hidup di tahun 757 — 814 H. Oleh Raja Harun ar-Rasyid, raja yg memerintah di masa itu, ia diangkat sebagai penyair kepercayaan raja. Ia sangat dikagumi dan dikenal karena kepiawaiannya mengungkapkan kegemaran dan kesenangannya pada anggur dengan kalimat-kalimat yg indah. Abu Nawas pada mulanya adalah seorang yg hedonis, namun pada tahun-tahun terakhir kehidupannya ia bertaubat. Syair I'tiraf ini merupakan salah satu syair taubatnya yg paling termasyhur di Nusantara.

12 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...