31 Januari 2014

Cerita di Balik Izin

Beberapa kali dalam sebuah keputusan, saya sering meminta izin kepada beberapa orang
Bukan hanya orangtua, namun orang-orang yang saya anggap penting untuk mengetahui keputusan tersebut
Penting dalam artian : mereka terkena dampak keputusan tersebut, mereka terlibat, atau mungkin mereka yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan akhir

Tapi ternyata makna izin seorang perempuan lebih dari itu.

Jalan-jalan ke blog nya Linda disini ternyata makna izin perempuan sangat dalam
Tulisan di bawah ini banyak mengambil bahan dari blog Linda, dengan sedikit perubahan untuk penyesuaian
Enjoy :D

~~


Kita sebagai perempuan, diharuskan untuk meminta izin ketika ingin pergi keluar, melakukan sesuatu, atau mengambil keputusan. Ketika belum berkeluarga, maka izin diminta pada orang tua, namun ketika sudah menikah, maka izin diminta kepada suami.


Tapi pernah curious gak sih, kenapa Islam begitu mengatur urusan izin-izinan ini? Kita kan sudah besar, sudah dewasa, sudah bisa atur hidup sendiri, kenapa juga harus minta izin suami?

Selain alasan keamanan, ternyata ada cerita di balik permintaan izin itu.

Hal ini berasal sejak akad. Linda dalam blognya berkata begini...



Jadi ya, akad nikah itu dalam Al-Qur’an namanya mitsaqon golidzon, perjanjian yang berat.. saat bapak pihak perempuan berkata ‘saya nikahkan..’ kemudian disambut oleh pihak laki-laki dengan menjawab ‘saya terima..’, itu artinya pihak laki-laki sedang berkata begini..
Saya terima konsekuensi surga dan neraka fulanah sebagai istri saya.. saat dia lalai saya bertanggung jawab untuk mengingatkan dan menarik dia sampai dia kembali menjadi taat.. dan dosa kelalaiannya akan masuk kepada perhitungan dosa saya sebagai orang yang bertanggungjawab atasnya.. saat dia durhaka, dosa istri saya juga akan saya tanggung sebagai hisab amal saya sebagai orang yang bertanggungjawab atasnya.. dan semua tindak dosa yang istri saya lakukan akan masuk kepada neraca dosa saya sebagai orang yang bertanggungjawab atasnya..
Dengan kata lain.. pihak laki-laki sedang berkata : saya menanggung sebagian dosa istri saya sebagai orang yang bertanggungjawab atasnya.

Nah?

Dulu, mungkin sebagian dosa kita ditanggung ayah kita, namun ketika akad sudah diucapkan, semua beban itu berpindah pada suami kita.

Boleh jadi ini sebuah pukulan telak bagi para ikhwan galau yang sering ingin menikah muda. 


Pertanyaan yang ingin saya ajukan, 'Sudah siapkah Anda menanggung sebagian dosa kami? Dosa ketika Anda lalai mengingatkan kami, dan akhirnya kami berbuat dosa?'

Karena terkadang menikah muda bukan hanya urusan melegalkan hubungan daripada jadi fitnah, bukan juga hanya tentang menggabungkan dua insan dan dua keluarga. Ternyata menikah itu artinya lebih luas dari itu.

Ka Sigit, Presiden Mahasiswa IPB tahun 2013 pernah menulis di blognya seperti ini..



"Menikah bukan sekedar menyatukan dua insan dan dua keluarga sebagai wadah silaturahim. Disinilah nilai ibadah dan nilai saling memberikan keteladanan, terlebih bagi seorang pria.  Bahwa kelak kita dituntut harus bisa mengarahkan. Pertanyaan besarnya, bagaimana hendak mengarahkan jika kita sendiri masih sering dikalahkan kemalasan atau nafsu sendiri. Intinya, sudah mulai punya bekal apa untuk sampai kepada tanggung jawab itu. Sebuah peringatan untuk berbenah (:"


Ya kan?
Tapi ini bukan semerta-merta memberikan beban sepenuhnya pada laki-laki untuk menanggung dosa ya.
Para perempuan yang 'waras' juga tau kok, kalo udah nikah, rumahnya dibangun dari dua orang, dua hati, maka segala yang terjadi di rumah harus berlandaskan dua hati tersebut juga. Termasuk soal saling mengingatkan :)

Penting bagi laki-laki untuk memilih sosok perempuan yang baik. Rasul pernah bersabda
"Wanita dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Dan dahulukanlah agamanya, jika tidak maka kamu akan menyesal. "(HR. Bukhari)
Karena jika pemahaman agamanya sudah baik, maka tentu ia akan lebih mudah diarahkan, bengkok rusuknya akan lebih mudah diluruskan :)

Bukan hanya mudah untukmu, tapi juga baik untuk anak-anakmu. Para buah hati yang siap menjadi ladang amal lainnya ketika kamu sudah meninggal. 

Linda berkata dalam blognya,
Ibu itu ibarat sekolah, jika kau persiapkan dengan baik, berarti tengah kau persiapkan satu bangsa yang berbudi luhur.(Syaikh Mahmud Al-Mashri)
Terakhir last quotes, mungkin ga nyambung.
Bang Tere pernah bilang, "Kenapa orang2 tidak menuntut ilmu agar bisa mendidik anak2nya menjadi keren,"

Dengan lantang saya katakan, 
"Saya mau sekolah tinggi, bukan hanya untuk saya, keluarga saya, tapi untuk anak-anak saya nanti, mereka harus lebih keren sekolahnya, ilmunya, dan akhlahnya dari ibu dan ayahnya."
Wallahu alam :)
Semoga bermanfaat :D





29 Januari 2014

Peristiwa Pagi Tadi

Oleh : Sapardi Djoko Damono

Pagi tadi seorang sopir oplet bercerita kepada pesuruh kantor 
tentang lelaki yang terlanggar motor waktu menyeberang

Siang tadi pesuruh kantor bercerita kepada tukang warung 
tentang sahabatmu yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, Ialu beramai-ramai diangkat ke tepi jalan

Sore tadi tukang warung bercerita kepadamu 
tentang aku yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu diangkat beramai-ramai ke tepi jalan dan menunggu setengah jam sebelum dijemput ambulans dan meninggal sesampai di rumah sakit

Malam ini kau ingin sekali bercerita padaku tentang peristiwa itu

~~~

Akhir-akhir ini sering sekali takut untuk mengakhiri nyawa di jalan raya.
Entah kenapa.
Salah satu akhir hidup yang tidak aku inginkan.

Bolehkah aku meminta agar nyawaku berakhir di saat-saat yang baik, Tuhan?
Seperti saat melahirkan anakku?
Atau saat bersujud kepadamu?




28 Januari 2014

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


~~~

Juni 2013 sudah berlalu, samar-samar kuingat rasanya ada puisi tentang itu

Tapi entah dimana kusimpan
Rasanya tersapu bersama hangatnya bayu pagi itu

Dan rasanya memori Juni 2013 akan kututup rapat
Tak perlu dibicarakan, tidak ingin kuulang
Walau cerita dengan segelintir orang di bulan Juni itu
cukup menyenangkan
Tapi tak cukup menutupi pahit di beberapa titik yang getir



27 Januari 2014

Pada Suatu Hari Nanti

oleh : Sapardi Djoko Damono

Pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari



26 Januari 2014

Kerjaannya Sekretaris





















Ya, seperti yang terlihat di print screen dekstop diatas, selama beberapa hari ini, nyari seminggu saya mengurus proposal.
Proposal program kerja BEM selama setahun.
Rasanya tidak ingin mengeluh, tapi entah mengapa hari ini segalanya menumpuk jadi satu.

Biasanya hawa sejuk dari hujan menyelamatkan mood saya
Tapi hari ini nampaknya matahari sedang senang terlihat dan menebarkan aura hangat nya ke bumi
And it doesn't fit my mood today

Ah sudahlah, toh akhirnya segala hal ini akan berakhir
Hanya saja jam tidur saya masih belum berubah sejak terakhir UAS tanggal 16 januari kemarin
Saya masih harus menyelesaikan segala hal ini hingga pukul 1 pagi
Dan akibatnya pagi hari saya sering terlewat, hish, sayang sekali .______.


25 Januari 2014

Jika Suamimu seorang Engineer

Terbayangkah engkau bertemu seorang insinyur dan dialah aku pilihan hatimu. 
Maka, mungkin dan sangat mungkin engkau akan menyaksikan aku terlalu rasional dalam setiap persoalan. 
Sering dan mungkin akan sangat sering kau menjumpai aku memilih dan memutuskan sesuatu berdasar efisien apa tidak, bukan pada nyaman apa tidak nyaman. 
Karena aku berkeyakinan kenyamanan adalah sesuatu yang bisa diupayakan belakangan.

Terbayangkah engkau bertemu seorang engineer dan dialah aku pendamping hidupmu. Maka, kau akan menyaksikan bahwa aku akan sangat jarang di rumah.
Aktivitasku adalah di luar sana. 
Karena aku menyukai petualangan. 
Menginginkan hal berbeda dalam setiap keadaan. 
Hal monoton seringkali membuatku bosan. 
Tapi tenanglah, aku tidak akan bosan dengan apa-apa yang menjadi passion-ku dengan apa-apa yang menjadi prinsip dan pilihan hidupku. 
Termasuk saat aku sudah memilih pasangan hidupku.

Terbayangkah engkau bertemu seorang insinyur dan dialah aku kekasih hatimu. 
Maka boleh jadi kau akan menganggapku aku terlalu menyepelekan setiap masalah. 
Tapi bukan itu sebenarnya maksudku. 
Asal kau tau kompleksitas setiap masalah adalah kekal hukumnya, tapi aku hanya ingin mengajakmu untuk menghadapinya dengan menyederhanakannya. 
Menganggap setiap masalah bukan persoalan besar. 
Sehingga bahtera kita tetap tegar menghadapi setiap persoalan. 
Karena pada kenyataannya kita lebih besar dari setiap masalah itu sendiri.

Terbayangkah engkau bertemu seorang engineer dan dialah aku ayah dari anak-anak terhebatmu. 
Maka maukah kamu, untuk menjadi ibu terhebat buat anak-anakku. 
Mengajari mereka, mendidik mereka dan menghebatkan mereka. 
Banyak-banyaklah untuk beraktivitas di rumah. 
Gantikanku saat aku diluar sana. 
Menceritakan tentang ayahnya saat mengantarkan tidur mereka. 
Dan saat aku kembali kerumah kaupun sudah menyiapkan segalanya. 
Dan kau berdandan lebih cantik dari hari-hari sebelumnya dan selalu tersenyum manis menyambutku. 
Menghadirkan kecerian di rumah kecil kita. 
Dan jangan khawatir kau akan bosan hanya beraktivitas di rumah. 
Aku akan selalu mendukung apa-apa yang menjadi passionmu. 
Asal tidak melupakan tugas utamamu.

Terbayangkah engkau bertemu seorang insinyur dan dialah aku sebagai pelengkap setengah dienmu. 
Maka kamu harus menerima kenyataan, bahwa cintaku kepadamu bukan cinta utamaku. Cintaku kepadamu tidak sama dengan cintaku kepada Tuhanku. 
Bahkan masih di bawah kecintaanku kepada orang tuaku dan mertuaku. 
Maka hormati aku sebagaimana aku menghormati (keempat) orangtuaku. 
Patuhi aku selama aku tetap taat kepada Tuhanku.


Dan saat bayanganmu menjadi kenyataan bahwa kau menyaksikan dirimu menjadi istri dari seorang engineer. 
Maukah kamu selalu mendampingiku, 
melengkapi ketidak sempurnaanku, 
hidup susah dan senang bersamaku, 
mengingatkanku saat lalai, 
membuka percakapan dalam setiap kebisuanku, 
menghadirkan keromantisan di setiap keadaan dan menjadi navigator handal untuk petualangan-petualangan kita sampai bahtera ini berlabuh di surga.


Repost dari sini 

~~~

I know, being an engineer's wife wasn't easy 
Akan banyak kekakuan yang tercipta, kesibukan yang terjadi, dan misunderstanding yang tak terelakkan
Namun, entahlah, rasanya menyenangkan saja ketika semua hal itu terjadi.
My life should be full of challenging moment, deal with problem. It will be boring if i through everything with such a usual way, usual life. 

Rasanya saya pun akan bosan ketika ia justru sering di rumah
Tidak seru rasanya menciptakan kejutan ketika orang yang diberi kejutan selalu di rumah

Kekakuan kamu pun bisa menjadi sangat manis ketika dalam satu waktu kamu terpikirkan melakukan hal so sweet yang tidak biasanya kamu lakukan

Otak kiri yang lebih sering kamu pakai mungkin akan berbenturan banyak, karena ketika di rumah aku akan lebih banyak memakai otak kanan (i wished i can, because basically i'm right brain-use)

Anak-anak akan lebih merindukan kamu karena kamu mungkin hanya ada saat akhir pekan, atau malam hari untuk mencium kening mereka yang sudah tertidur lelap di balik selimut

Saya hanya tiba-tiba jatuh cinta pada seorang engineer, dengan segala kekurangannya.

yes, i know you'll be busy. so i ask this to you :)

24 Januari 2014

Nyaman

"Tiap orang boleh punya kriteria masing-masing untuk menentukan siapa yang akan menggenapi hidupnya. Tapi pada akhirnya, yang kita butuhin adalah pasangan yang selalu bisa membuat kita nyaman."
-Genap, Nazrul Anwar-


~~~

These are our story
a long time ago
when i suddenly interested on you
when something about you give another color in my day

I'm trying to be normal
convince myself that our conversation is quite usual
make this brain believe that we meet just for an important reason

But those butterfly never actually gone
they come back, with a bigger number
after you said this
'Yes, i'm comfort with you.'

you know what?
i'm feel that first. 
are we really still comfort for each other this time?


20 Januari 2014

Tentang Anak yang ingin Bertepuk di Pinggir Jalan

Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kenaikan kelas, anak perempuanku selalu mendapat ranking ke-23. Lambat laun ia dijuluki dengan panggilan nomor ini. Sebagai orangtua, kami merasa panggilan ini kurang enak didengar, namun anehnya anak kami tidak merasa keberatan dengan panggilan ini.

Pada sebuah acara keluarga besar, kami berkumpul bersama di sebuah restoran. Topik pembicaraan semua orang adalah tentang jagoan mereka masing-masing. Anak-anak ditanya apa cita-cita mereka kalau sudah besar? Ada yang menjawab jadi dokter, pilot, arsitek bahkan presiden. Semua orangpun bertepuk tangan.

Anak perempuan kami terlihat sangat sibuk membantu anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya. Didesak orang banyak, akhirnya dia menjawab:..... "Saat aku dewasa, cita-citaku yang pertama adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari lalu bermain-main".

Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan apa cita-citanya yang kedua. Diapun menjawab: “Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang”. Semua sanak keluarga saling pandang tanpa tahu harus berkata apa. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.

Sepulangnya kami kembali ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak hanya menjadi seorang guru TK?

Anak kami sangat penurut, dia tidak lagi membaca komik, tidak lagi membuat origami, tidak lagi banyak bermain. Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan terus tanpa henti. Sampai akhirnya tubuh kecilnya tidak bisa bertahan lagi terserang flu berat dan radang paru-paru. Akan tetapi hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja rangking 23.

Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak memahami akan nilai sekolahnya.
Pada suatu minggu, teman-teman sekantor mengajak pergi rekreasi bersama. Semua orang membawa serta keluarga mereka. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan kebolehannya. Anak kami tidak punya keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan sangat gembira.

Dia sering kali lari ke belakang untuk mengawasi bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat sedikit miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap wadah sayuran yang meluap ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.

Ketika makan, ada satu kejadian tak terduga. Dua orang anak lelaki teman kami, satunya si jenius matematika, satunya lagi ahli bahasa Inggris berebut sebuah kue. Tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau saling membaginya. Para orang tua membujuk mereka, namun tak berhasil. Terakhir anak kamilah yang berhasil melerainya dengan merayu mereka untuk berdamai.

Ketika pulang, jalanan macet. Anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku membuat guyonan dan terus membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan berbagai bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio-nya masing-masing. Mereka terlihat begitu gembira.

Selepas ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku. Pertama-tama mendapatkan kabar kalau rangking sekolah anakku tetap 23. Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang terjadi. Hal yang pertama kali ditemukannya selama lebih dari 30 tahun mengajar. Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu SIAPA TEMAN SEKELAS YANG PALING KAMU KAGUMI & APA ALASANNYA.

Semua teman sekelasnya menuliskan nama : ANAKKU!

Mereka bilang karena anakku sangat senang membantu orang, selalu memberi semangat, selalu menghibur, selalu enak diajak berteman, dan banyak lagi.

Si wali kelas memberi pujian: “Anak ibu ini kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu”.

Saya bercanda pada anakku, “Suatu saat kamu akan jadi pahlawan”. Anakku yang sedang merajut selendang leher tiba2 menjawab “Bu guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.”

“IBU, …..AKU TIDAK MAU JADI PAHLAWAN, …. AKU MAU JADI ORANG YANG BERTEPUK TANGAN DI TEPI JALAN.”

Aku terkejut mendengarnya. Dalam hatiku pun terasa hangat seketika. Seketika hatiku tergugah oleh anak perempuanku. Di dunia ini banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi seorang pahlawan. Namun Anakku memilih untuk menjadi orang yang tidak terlihat. Seperti akar sebuah tanaman, tidak terlihat, tapi ialah yang mengokohkan.

Jika ia bisa sehat, jika ia bisa hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hatinya, MENGAPA ANAK2 KITA TIDAK BOLEH MENJADI SEORANG BIASA YANG BERHATI BAIK & JUJUR…


~repost dari sini



19 Januari 2014

Sihir Hujan

oleh : Sapardi Djoko Damono

Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan
-- swaranya bisa dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.

Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan,
telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan
-- menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh
waktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan




18 Januari 2014

Tentang Resep dan Perasaan

Salah satu cara mengurangi rasa bosan ketika rentetan tugas kuliah, rapat, dan deadline hal-hal sepele menggunung jadi satu adalah masak.
Karena memasak menimbulkan kepuasan tersendiri ketika rasanya enak, dan yang makannya lahap.
Jadi biasanya saya masak bukan buat sendiri, tapi buat orang lain.

Sebut saja korban paling pertama menyicipi masakan baru adalah teman sekamar.
Atau ketua BEM plus wakilnya, teman sekelas yang kosannya di depan kosan saya, mahasiswa fakultas seberang, atau absurd person aja, ya bisa tetangga kamar, atau kucing. Ya se mood saya aja ngasih ke siapa.

Dan yang menjadi otak dibalik resep masakan itu, siapa lagi kalo bukan mama.
Hehe.
Terkadang niatan masak ini muncul jam 11 malam, dan tanpa sadar sudah ngetik sms ke nomor beliau.

'Ma, resepnya sayur sop apa aja sih?'
'Lada, bawang bla .. bla..bla..'
'Jumlahnya berapa? untuk porsi berapa?'
'Dua biji bawang merah, 1 bawang putih, porsi 3 orang bla.. bla..'
'Ya udah makasih ya mah.'
'Emang buat siapa?'
'Haha, ada deh....'

Dan sms berakhir. Hahaha.
Saya dan mama memang dekat, tapi tak pernah sedekat itu untuk membicarakan hal pribadi tentang perasaan. Entah yang senang atau sedih. 
Pembicaraan kita masih berkutat tentang nilai kuliah, teman di kampus, organisasi, dan diskusi tentang beberapa keputusan penting.

Soal cinta?
Sepertinya mama hanya akan memegang peran penting ketika memutuskan iya atau tidak ketika sudah ada yang mengajukan proposal.
Atau mungkin membantu ta'aruf? 
Siapa tau :P




Sakit yang Sama



Ini tentang kepercayaan
Bahwa tidak akan ada yang terjadi selama satu sama lain tidak dipertemukan

Ini juga tentang pengertian
Bahwa tidak segala hal perlu dibicarakan dengan gamblang, bahwa tidak semua hal harus 
kita mengerti duduk perkaranya

Ini mungkin tentang saling menunggu
Bahwa satu sama lain seharusnya tahu, kita sama-sama menunggu waktu yang tepat untuk membicarakannya lebih jauh

Ini juga mungkin tentang saling setia
Bahwa ada saja cerita indah, godaan, dan kesempatan yang ditawarkan orang lain dengan kemasan menarik, dan ada salah satunya akan mulai tergoda mencoba

Perlu diketahui bahwa tak ada perjanjian apapun antara satu sama lain yang tidak dipertemukan dalam waktu sebentar itu

Asumsi diatas bisa saja salah, siapapun bisa saja mencoba cerita indah yang ditawarkan, dan mungkin segalanya akan terlihat lebih jelas tanpa ragu antara menunggu-tidak-perlu menunggu-tinggalkan dan hal-hal yang terlihat seperti lingkaran setan itu.

Sesuatu yang pasti dari semua penjelasan diatas hanya satu.

Bahwa ada harga yang harus dibayarkan untuk menunggu, menerka-nerka, menjaga percaya, mencoba setia dan mengerti, juga melawan godaan yang juga datang pada diri sendiri.

Dan ketika harga tersebut diiringi dengan balasan yang tidak setimpal, tentunya akan ada lagi harga yang harus dibayar, bukan untuk hal yang sama seperti diatas.

Tapi harga untuk merasakan sakit yang sama.

Dan mari berharap satu sama lain tidak sedang menyusun rencana untuk itu.

iya, salah gue juga sih banyak berharap :')


12 Januari 2014

Doa Pengikat Hati

Entah kenapa dari dulu saya suka banget sama prosesi selesai rapat yang hening sejenak karena membaca doa.Beliau yang sering saya panggil bapak, yang sering membacakan doa itu untuk kami, para anak-anaknya di divisi PSDM BEM TPB Kabinet Madani. 

Bapak, yang setelah itu jadinya banyak sebutan lainnya seperti abah, kakek, dkk, yang orangnya super otoriter dan koleris, tukang ngajak berantem, tapi sosok ketua yang hingga saat ini masih sangat saya hormati. Satu dari banyak orang yang saya kagum, dan membuat saya mengalah akan banyak hal padanya.

Doa nya simple, tapi nama dan artinya membuat saya sering merinding.
Namanya Doa Pengikat Hati.
Bapak bilang, ini untuk mengikat hati-hati kita yang jauh, yang banyak tugas, amanah, atau hal-hal crusial lain yang harus dipikirkan. Doa yang dapat membuat hati hati milik kita yang terasa jauh lebih dekat. Dan efeknya adalah, we addict to see each others! Entah kenapa bawaannya pengen rapaaaaaaattt mulu, padahal ga ada yang diomongin.

Kenapa tiba-tiba ngomongin ini?
Karena barusan tiba-tiba kenangan doa robithoh itu muncul. Doa yang dibacakan pelan,  dibawah temaran langit malam setelah hujan, di lantai 3 sebuah gedung. Dingin, dekat, dan entah mengapa tiba-tiba mellow.

Dan rasanya ketika tadi dibacakan doa, teman-teman dekat di PSDM itu ada disana, saling mendoakan hati kita semua yang sekarang ada di tempat berbeda, jauh satu sama lain. Rasanya kangen bapak, kangen di robitoh-in bareng :')


Ya Allah, 
sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati kami ini telah berkumpul karena cinta kepada-Mu, bertemu karena taat kepada-Mu, 
bersatu karena dakwah-Mu, 
dan saling mengikat janji untuk membela syariat-Mu. 

Karena itu, 
kuatkanlah ikatan kesatuannya, 
kekalkanlah kecintaanya, 
 tunjukilah jalannya, 
penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. 

Lapangkanlah dadanya dengan pancaran iman kepada-Mu 
dan tawakal yang baik kepada-Mu. 
Hidupkanlah ia dengan mengenal-Mu 
dan matikanlah dengan meraih syahadah di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan penolong. 
Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami ini. 
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami, Muhammad SAW, 
juga segenap keluarga dan sahabatnya.

Amin. amin. Amin ya Robbal alamin.

iya mpuss, aku juga doa buat kamu kok :3

03 Januari 2014

dua belas titik nol nol

Dua belas titik nol nol
Detik bergerak terdengar
Yang biasanya tersamarkan celoteh
Dan gelak tawa manusia dalam dunianya

Satu titik nol lima
 Kucoba katupkan mata
Tapi yang muncul seribu tanya
Apa yang berjelaga dalam benakku sehingga aku sulit untuk terpejam?

Sebuah kalut memenuhi tabung
Bertanya jika mungkin pita kehidupanku berakhir di malam kali ini
Atau mungkin aku hanya dibawa terbang dan dikembalikan ketika embun bagi menetes esok?

Tiga titik tiga lima
Lalu aku tersentak dengan sebuah tanya
Jika untuk uang aku bisa bangun
Mengapa untuk Tuhan ku begitu enggan?

02 Januari 2014

Irama Ritmis


Musik terdengar menghentak, earphone terpasang rapat.
Kakiku melangkah mengikuti irama

kemudian berputar dan merasakan adanya udara.
 

Musiknya menyenangkan, 
dan isi kepalaku rasanya terbang. 
Ringan sekali, hingga tanpa sadar kututup mata dan merasakan sapuan cinta bayu di pipiku.
 

Putaranku berhenti ketika musiknya berakhir. Tak lama terdengar nada lain, lebih lembut dan menenangkan.
 

Aku mencari tempat duduk di pinggir bangku tinggi, 
membiarkan kaki ini terjulur ke bawah dan bergerak ke depan belakang bergantian.
Beberapa orang memperhatikanku aneh, 

mungkin seperti pengindap autis yang hidup dalam dunianya sendiri.
 

Alah, aku tak peduli. 
Saat ini adalah momen penenangku, 
untuk terus bisa bernafas lebih lama dalam dunia hiruk pikuk yang mulai gila.
 

Kemudian ketika aku kembali memejamkan mata, 
kamu datang tanpa aba-aba.
Menarik earphone hitamku dan menatapku dengan pandangan kecewa.

 

Aku membalas dengan pelototan,
berharap kau minta maaf,
namun hanya cengiran khas yang kau sunggingkan.
 

"Berhenti seperti ini."
"Kenapa?"

"Karena musik itu menyitamu."

"..."

"Mengapa kamu tak dengarkan musik disini?" ia menunjuk dadanya.

"Musik?"

"Degup jantungku membentuk irama ritmis yang menyenangkan ketika bertemu kamu." 



~~~

*Repost pertama dari facebook. Ternyata saya punya banyak tulisan di notes dan layak untuk dipindahkan kesini :D
Semua tulisan yang berlabel repost, artinya dipindahkan dari notes kesini. Enjoy :D

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...