18 Januari 2014

Tentang Resep dan Perasaan

Salah satu cara mengurangi rasa bosan ketika rentetan tugas kuliah, rapat, dan deadline hal-hal sepele menggunung jadi satu adalah masak.
Karena memasak menimbulkan kepuasan tersendiri ketika rasanya enak, dan yang makannya lahap.
Jadi biasanya saya masak bukan buat sendiri, tapi buat orang lain.

Sebut saja korban paling pertama menyicipi masakan baru adalah teman sekamar.
Atau ketua BEM plus wakilnya, teman sekelas yang kosannya di depan kosan saya, mahasiswa fakultas seberang, atau absurd person aja, ya bisa tetangga kamar, atau kucing. Ya se mood saya aja ngasih ke siapa.

Dan yang menjadi otak dibalik resep masakan itu, siapa lagi kalo bukan mama.
Hehe.
Terkadang niatan masak ini muncul jam 11 malam, dan tanpa sadar sudah ngetik sms ke nomor beliau.

'Ma, resepnya sayur sop apa aja sih?'
'Lada, bawang bla .. bla..bla..'
'Jumlahnya berapa? untuk porsi berapa?'
'Dua biji bawang merah, 1 bawang putih, porsi 3 orang bla.. bla..'
'Ya udah makasih ya mah.'
'Emang buat siapa?'
'Haha, ada deh....'

Dan sms berakhir. Hahaha.
Saya dan mama memang dekat, tapi tak pernah sedekat itu untuk membicarakan hal pribadi tentang perasaan. Entah yang senang atau sedih. 
Pembicaraan kita masih berkutat tentang nilai kuliah, teman di kampus, organisasi, dan diskusi tentang beberapa keputusan penting.

Soal cinta?
Sepertinya mama hanya akan memegang peran penting ketika memutuskan iya atau tidak ketika sudah ada yang mengajukan proposal.
Atau mungkin membantu ta'aruf? 
Siapa tau :P




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...