27 Oktober 2013

I'll shine for you

Lagi suka banget lagu ini, entah kenapa sense nya so sweet aja kalo udh dinyanyiin buat suami, :3 

ga bgitu giung, tapi tetep manis, dan kata-kata yang saya besarkan itu, entah mengapa menyiratkan bahwa seorang perempuan tentunya memang harus mendukung laki-laki dalam kondisi apapun. senang atau sedih, suka atau duka, ketika luka atau tawa. hoho. 

ini efek ketika hari ini menerima undangan yang ketiga dari sepasang teman SMA yang menikah di awal november. geezz, bikin galau -_-'

***

I like the way you sound in the morning
We're on the phone and without a warning
I realize your laugh is the best sound
I have ever heard

I like the way I can't keep my focus
I watch you talk, you didn't notice
I hear the words but all I can think is
We should be together
Every time you smile, I smile
And every time you shine, I'll shine for you

Well, I like the way your hair falls in your face
You got the keys to me
I love each freckle on your face, oh
I've never been so wrapped up, honey
I like the way you're everything I ever wanted

I had time to think it all over
And all I can say is come closer
Take a deep breath then jump then fall into me
Cause Every time you smile, I smile
And every time you shine, I'll shine for you

The bottom's gonna drop out from under our feet
I'll catch you, I'll catch you
And people say things that bring you to your knees
I'll catch you
The time is gonna come when you're so mad you could cry
But I'll hold you through the night until you smile


I'm feeling you baby
Don't be afraid to
Jump then fall into me
Be there, never gonna leave you
Say that you wanna be with me too
So I'mma stay through it all
So jump then fall

*dari lagunya Tayloy Swift - Jump then Fall - dengan beberapa perubahan posisi lirik

21 Oktober 2013

Rumah Seribu Malaikat

Semoga Allah meridhoi aku bertemu dengan kamu, memberikan cucu untuk orang tua kita, memberikan keponakan untuk adik-adikku, memberikan bayi-bayi merah yang lucu untuk digendong dan dipeluk, serta memberikan mimpi-mimpi baru yang indah setiap harinya karena keberadaan mereka.

Semoga Allah meridhoi aku bertemu dengan anak-anak lain yang ditinggalkan orangtuanya suatu saat nanti, membangun rumah bersama, dan mengajari mereka seperti aku mendidik anak-anakku sendiri.

Semoga Allah meridhoi aku dan kamu, membangun rumah seribu malaikat, dimana di dalamnya ada cinta dan kasih Allah yang kita ajarkan untuk anak-anak.

Semoga, semoga, semoga..
Amin
suka sekali dengan bagian mataharinya >.<

blue and pink, like baby boys and baby girls

Envy

Hal paling envy beberapa tahun kebelakangan ini semenjak menginjak kepala dua adalah ketika mendapatkan kabar begini


Dua-duanya adalah teman sewaktu masa SMA dulu. Yang undangan pertama berasal dari Hasan dan Siska, yang memang sudah pacaran sejak tahun ketiga di SMA, tahun 2009 berarti, udah 4 tahun ternyata. 
Yang kedua berasal dari teman sesama pengurus DKM dulu, namanya Emi, ga nyangka juga dirinya duluan, sama yang umurnya jauh lebih tua kayaknya, diliat dari gelar yang udah nangkring sampe M.Pd.I :)

Teman se-SMA, which means, mereka juga masih berstatus umur dua dua macem saya. Hanya saja keberanian mereka untuk memulai berkeluarga sangat patut diacungi jempol, dibanding pacaran atau malah ga jelas statusnya. 

Berkeluarga ya?
Keluarga. Bapak, ibu. Papa, mama. Ayah, bunda. Abi, umi. Anak, baby, buah hati. 
Rentetan kata-kata itu rasanya makin membentuk bayangan yang nyata. Udah kepikiran tipe calon suami seperti apa, bentuk pernikahannya mau gimana, nama anaknya siapa, tipe rumahnya, mau ngapain selama hamil, mau bermimpi apa sama suami dan anak-anak, sampe rencana jalan-jalan dan piknik kemana. Yang belom ya step pertamanya, ketemu sama jodohnya dulu, hehe :3 

Tiap dapet undangan begini, galau sendiri, hahaha, udah umur kepala dua ditambah dua gini lagi :P
Galau banget juga kalo liat baby atau anak kecil lagi jalan sama papanya, atau lagi diangkat tinggi2, geezzzz meleleh banget lah liat laki-laki momong anak -______-
Target sih ada, tapi jodohnya yang belum keliatan :P

Ah sudahlah, dijadikan penyemangat aja untuk terus memperbaiki diri.
Allah tau kok Li, Allah akan menghadirkannya di saat yang tepat, di saat kamu dan dia sama-sama siap.
Amin


~cari kadooo aahh~~

20 Oktober 2013

Home

All of life is coming home. all the restless hearts of the world all trying to find a way home.

Home
dictionary defines it as a both a place of origin and a goal or destination.

***

Ketika home didefinisikan sebagai sebuah goal atau destination, entah mengapa saya merasa bahwa tujuan saya selama ini adalah pulang ke rumah.
Rumah yang mana?
Nah itu yang sedang dicari.

Beberapa kali mencari passion hidup di sudut dan sela pelajaran teknologi pangan yang saya tekuni setiap harinya, berharap menemukan sebuah rumah disitu.
Menyukainya, sangat, namun hanya sekedar suka, saya tidak merasa tenggelam di dalamnya.

Lalu entah mengapa jadi sangat sangat tertarik tentang psikologi dan prilaku orang lain, dan menyenangkan menjadi pendengar, pemberi saran, menyelesaikan, dan ikut tertawa ketika masalah selesai.
Sepertinya saya suka menjadi psikiater, namun rasanya menghadapi orang tidak waras setiap harinya tentu tidak mudah.

Dan akhirnya ketika membaca novel dan mendengar berita duka malam kemarin, saya tertumbuk pada satu hal. Sepertinya passion saya itu menjadi ibu.
Sejak SMP dan SMA, rasanya sudah berapa kali nama yang disematkan orang tua saya menjadi bias.
Beberapa orang memanggil saya dengan sebutan bunda-mami-mamah. Beberapa kali memandang sebutan itu dengan sinis, setua itukah pemikiran saya? Terlalu dewasakah saya dalam bersikap dan berfikir?

Namun sejak ngampus, sebutan itu lebih terdengar nyaman. Mengurusi, memeluk, merangkul, menenangkan, mendengarkan, mengomel, mencereweti, menyuruh, dan segala hal berbau ibu-ibu super bawel menggelayuti saya. Tapi masih saja mereka mengekor di belakang, tanpa bosan diomeli setiap hari karena hal sepele.

Lalu?

Sepertinya passion ini harus saya tampung dalam sebuah wadah. Tunggu tanggal mainnya. Rumah Amalia harus segera punya logo! :D *pasangiketkepala*


~hanya blabbering, tanpa bermaksud membingungkan, karena memang pikiran ini sedang kusut~

thats true :P

19 Oktober 2013

Senandung Pagi

Berjuta rasa rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata
Dengan beribu cara-cara kau selalu membuat ku bahagia
Kau adalah alasan dan jawaban atas semua pertanyaan
Yang benar-benar kuinginkan hanyalah kau untuk selalu di sini ada untukku
Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang selalu ada di saat pagi ku membuka mata
(Pilihan-Maliq)
***
Entah kenapa udah beberapa hari ini lagu ini yang jadi senandung pagi kamar 10 kosan PNS. Tiap udah mulai nyanyi, entah saya yang mulai dluan tau uci, pasti berakhir dengan lirikan penuh makna dan senyum penuh arti. 
Lagu ini bakal masuk dalam lagu pengiring pas walimahan gue ci. *nyengir* | Oh iya? emang dalem banget sih artinya mbak, oh ya, walimahan sama siapaaa? *senyumnyebelin* 

18 Oktober 2013

Meleleh

Akhir-akhir ini sering sekali melihat ia sedang duduk di tangga dekat kantin fakultas sambil asyik bercengkrama dengan anak kecil yang sibuk main masak-masakan. Anak kecil dari salah satu penjual di kantin fakultas. Aku yang sedang membeli jajanan sering terpaku sejenak, menghentikan aktivitas jual beli, dan sesekali kena colek bapak/ibu penjualnya yg bilang, 'mbak, pesenannya udah jadi.'

Dalam observasi yang absurd itu, kulihat sesekali wajahnya terlihat serius, menanggapi cerita si bocah yang masih cadel mengeja. Sesekali jg terlihat lembut, seperti gumpalan permen kapas yang aku beli untuk hadiah bagi pemenang outbond menuju monas minggu kemarin. Pink, manis, lembut.

Minggu kemarin baik sekali ia membawakan kamera dan beberapa obat yang tak muat lagi di tasku, menentengnya seharian penuh sejak jam 6 pagi hingga 3 sore, dari Bogor hingga Jakarta, balik lagi ke Bogor. Ditambah berdiri di kereta dari stasiun Bogor hingga stasiun djuanda, pulang pergi. Menunggu dan mengurusi peserta outbond yang notabene bukan kewajibannya untuk ikut serta, sama sekali bukan. Entah ada alasan apa, tapi kali ini ia ikut turun tangan, bukan hanya sekedar mengawasi. 

Beberapa kali ia tidak masuk dalam bingkai kamera karena ia yang mengambil dan membidik gambarnya. Satu, dua, hingga puluhan foto sekali jepret. Masih sabar saja menghadapi gerombolan mahasiswa norak yang berfoto di monas. Sabar, senyum, beberapa kali merapatkan topi kremnya karena panas yang menyengat. 

Mengantre tiket single trip dan menukarkannya saat pulang, memastikan semua anak tidak tertinggal, memastikan bawaanku di dalam tas tidak banyak, jika banyak maka isinya ia keluarkan dan ia masukkan dalam tasnya, memastikan semua anak duduk di dalam angkot dan ia duduk di luar, plus memastikan kuisionernya terisi penuh. Itu yg paling penting.


Ia memang benar-benar baik. Rasanya gak akan pernah bisa marah jika melihatnya. Dan setiap ia berkata ‘iyaaaa, iyaaaa..’ dengan ekspresi paling sabar yang pernah aku lihat, rasa paling menggambarkannya adalah meleleh. 

Seperti coklat terkena sinar matahari. Uuu.. :3

iyaa, iyaa, kamu mau yg mana? :3

15 Oktober 2013

And the day's come

Mendapati bahwa diri ini sampai ke angka dua puluh dua rasanya aneh
Minggu kemarin dihabiskan dengan prasangka buruk dan aura sedih karena sugesti ga akan mencapai tanggal ini
but, well, here i am. At home, safely.
15 Oktober 2013 bertepatan dengan hari Raya Idul Adha, dan rasanya menyenangkan ketika kamu bisa berada di rumah bersama keluarga.

Tepat beberapa jam sebelum menuju puku 00.00, saya menghabiskan waktu menonton Pacth Adam bersama dengan mama yang sedang makan sekoteng. Nothings special about that, tapi berada pada keadaan sehat, di rumah, dengan keluarga, sudah cukup untuk bersyukur tiada tara pada Allah atas nikmat-Nya yang tidak pernah berhenti melingkupi keluarga saya. Terutama jika mengingat lebaran idul fitri kemarin saya habiskan dengan mama di ranjang rumah sakit.

Tahun 2013 adalah masa tersulit untuk saya dan keluarga hadapi. Dari saya yang di operasi, kemudian mama. Mendapati bahwa semua cobaan sudah dilalui dan melihat segalanya berlangsung normal, membuat saya semakin yakin bahwa Allah tidak pernah memberikan cobaan melampaui kekuatan hamba-Nya.

Seharusnya tahun ini, di umur dua-dua ini, harus ada yang saya lakukan untuk membuatnya berbeda. Kemarin sih rencananya ingin membuat sesuatu untuk dibagikan kepada beberapa orang yang secara randomly saya temui di jalan hari ini, namun mengingat lebaran, sepertinya hal itu akan saya lakukan setelah hari ini :P

Umur dua dua ya, hmmm, sepertinya diri ini masih belum banyak berubah sejak beberapa tahun lalu. Masih suka nonton kartun, masih suka ngambek, masih suka egois dan emosi, masih suka permen gulali dan kembang gula di pasar malem, masih kepengen ke kidzania, masih dan masih banyak hal lain yang sudah seharusnya ditepis untuk melakukan hal visioner lainnya.

Di umur dua dua ini, tidak ada yang lebih menenangkan selain melihat keluarga saya masih utuh, keluarga masih sehat, saya masih bisa kuliah, mendapatkan teman yang baik dan mendukung, serta lingkungan yang nyaman. Tak ada yang lebih menyenangkan selain tahu bahwa Allah selalu ada untuk melindungi saya, membimbing dan mendengarkan atas segala keluh kesah yang saya ucapkan setiap harinya. Dan tentu tidak ada yang lebih mendebarkan selain menunggu apakah tahun depan saya masih bisa mencapai dua tiga, atau ternyata dua dua adalah umur terakhir saya.

Keep doing good for others, keep be my self.
:)

Amalia Khoirun Nisa
15 Oktober 2013
di umurnya yang kedua dua dan belum melakukan hal berarti untuk Indonesia
dan di umurnya yang kedua dua yang berniat bergerak lebih banyak untuk Indonesia


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...