Pernah dengar cerita tentang jingga?
Belum? Taruh mainanmu dan duduk sebentar disini bersamaku,
ada yang ingin aku ceritakan tentangnya.
***
Kita akan mulai dari bagian tubuhnya yang aku suka, hal
pertama yang membuatku tergerak untuk mulai mendekatinya pelan-pelan.
Jingga punya bentuk mata yang lebar dan bulat. Iris matanya
hitam pekat, seperti lubang hitam dalam selendang galaksi yang menarik kita
semua untuk memandangnya makin lekat.
Pernah suatu kali mata itu memandang dengan nanar, seperti
berkata bahwa aku telah melakukan hal buruk padanya dan itu dosa tak
termaafkan.
Pernah juga penuh amarah, ketika lupa menutup pintu dan
jendela, membiarkan ada manusia lain masuk dalam cerita rahasia yang ingin ia
bagi bersamaku.
Terkadang terlihat juga binar jenaka, seakan tawa riang dan
gulali warna warni terlihat disana, riuh penuh suara.
Sering kali isinya kelam dan penuh rahasia, memaksa aku
untuk bertanya ada apa, yang tentunya hanya dijawab olehnya dengan gelengan
kepala tanda tak ingin didesak lebih jauh.
Mata jingga akhir-akhir ini terlihat padam. Apinya seakan
baru saja kena seember air tumpah. Asapnya menguar, menimbulkan rasa-rasa yang
gelisah karenanya. Termasuk aku.
Jingga bilang itu hanya sementara, ia tahu bahwa kobaran
dalam matanya akan kembali di ujung senja esok hari nanti, ketika mata yang ia
tunggu datang membawa pelangi dari negeri seberang, menyodorkan suasana berbagi
di tengah padang.
Dan tanpa tersadar aku memandang ke dalam kaca.
Kutemukan kobaran disana pun redup juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar