17 Januari 2012

Red


image is taken from here
Hari itu sudah sore. Rintik hujan masih tersisa di ujung cerita. Mataku sembab sesekali menahan rasa di dalam laci bernama hati. Mengingat kamu yang aku tahu sedang menikmati rintik yang sama di tempat berbeda.

Kuputuskan untuk membuka buku bersampul hijau bergambar padi. Berisi mata kuliah terakhir yang diujikan di akhir semester ini. Sayup-sayup terdengar suara benda diseret. Koper warna-warni ditarik pemiliknya ke arah lapangan parkir. Membawa degup bahagia di dalam dada masing-masing jiwa yang rindu keluarga.

“Ngecek jawaban?”

Dan disana kudapati kamu dengan baju merah berkerah dan rambut basah karena tetesan hujan. Sesekali kamu mengacak pelan rambut itu dan tak hentinya menatap ke arah buku yang tengah terbuka di pangkuanku.

“Iya.”

Pembicaraan mengalir lancar seputar jawaban pertanyaan ujian hari itu. Aku memegangi sesuatu yang berdegup lebih cepat, takut keluar dan membuatmu menahan muntah melihat darah berceceran dimana-mana.

Duh, Tuhan.

“Yuk, naik! Kita tunggu di atas aja.”

Ketika semua orang sudah berkumpul dan kita akan memulai diskusi, aku tak bisa menahan untuk tersenyum lebar ketika seorang teman mengangsurkan buku catatannya berisi sebuah tulisan kecil, obrolan singkat di tengah rapat.

“Apakah bu RT kita akan melting?”

Duh, udah pake baju merah, sekarang lagi tilawah, gimana gak melting?

Red, you successfully locked my heart.
#eaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

2 komentar:

  1. pertamaaxx
    ikut #eaaa hahaha.. seperti perasaan yang nulis lagi absurd.. :)

    berkunjung balik ya!

    BalasHapus
  2. hihi, masa sih absurd? yg bener tuh lg in the pink :p

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...