18 November 2011

Berhenti


Marine : Bu rete, tadi kok ga ikutan lari pagi di gym?
Saya      : ….
Marine  : Sakit yaaa? Sakit apaa?
Saya      : (sesengukan)
Marine  : Eh, kok nangis? Kenapa?
Saya      : Gue cape mar, cape.
Marine  : Cape kenapa?
Saya      : Cape jadi Rt. Gue pengen berhenti aja.

***

Itu kejadian pagi ini.
Semalam badan saya capek sekali mengejar jam malam asrama setelah mengawas pemilihan raya dan melakukan perhitungan suara. Bangun sudah siang dan lupa ikutan lari pagi bersama Rt dari lorong dan gedung lain. Kepala saya isinya sudah penuh, saya butuh istirahat.
Bangun ke kamar mandi dan menemukan pup kucing, no one cares.
­ 
Saya membersihkannya dengan sedikit jengkel. Nyaris setiap pagi seperti itu
Saya mandi, siap berangkat, dan menemukan lorong dalam keadaan kotor. Teriakan membangunkan orang untuk piket terdengar, dan tak ada sahutan. Again, no one cares.

Saya mengambil sapu dan mulai menyapu lorong dengan panjang sekitar 10-15 meter itu, ketika akhirnya mata saya terasa panas dan terdengar suara Marine dari ujung lorong. Dia adalah RT dari lorong 5, lorong sebelah saya.

Saya memeluknya dan kemudian ia menenangkan saya sejenak, sebelum akhirnya saya masuk ke kamar kemudian bersikap tak ada apa-apa.

Saya menyatakan keinginan saya berhenti sejenak dari pekerjaan RT ini kepada senior resident. Mbak Ita menanyakan alasannya dan beliau mengizinkan. Namun saya masih ragu, saya tanyakan ke beberapa teman terdekat di lorong, dan semua menanyakan alasan yang sama, ‘Kenapa?’

Saya akhirnya memilih bercerita pada Arya tentang hal ini setelah kelas Fisika berakhir.

“Gue capek menjadi seseorang yang harus mengingatkan mereka setiap pagi untuk piket, apel, atau soga.
Gue cuma pengen seminggu libur, pengen liat kinerja wakil gue yang selama ini engga ngapa-ngapain, pengen lihat segimana care-nya anak lorong gue sama gue sendiri, pengen lihat apa mereka bisa inisiatif mengurus lorong, dimana gue tau mereka semua sibuk dengan urusan sendiri-sendiri.
Gue cuman pengen mereka mandiri, gak tergantung terus sama gue.”

Arya menunjukkan sebuah pesan pendek kepada saya.

“Kita mengeluh ‘Tak mungkin’, maka Allah menjawab, ‘Jika Allah menghendaki sesuatu, cukup berkata jadi, maka jadilah.’ (QS. Yasin : 82).

Kita mengeluh ‘Saya terlalu lelah’, maka Allah menjawab, ‘Aku ciptakan tidurmu untuk istirahatmu.’ (QS. An Naba : 9)

Kita mengeluh ‘Saya tidak mampu’, maka Allah menjawab, Allah tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.’ (QS. Al-Baqarah : 286)

Kita mengeluh, ‘Saya stress’, maka Allah menjawab ‘Hanya dengan mengingat Allah maka hati menjadi tenang,’ (QS. Ar Ra’du : 28)

Kita menggerutu, ‘Tidak ada gunanya,’ maka Allah menjawab, ‘Maka barang siapa mengerjakan amal kebaikan seberat dzarah n iscaya ia akan melihat balasannya (QS. Al-Zalzalah : 7)”

Saya terteguh sejenak dan memandang Arya dengan tatapan speechless, gak ngerti mesti ngomong gimana dan berkata apa.

“So?”
“Gak jadi berenti kayaknya gue.”
“Good. Semangat ya iaa..”

Well, saya tahu ini akan sangat sulit dijalani, tapi seperti apa yang Arya bilang, gak akan ada yang bisa menggantikan saya jadi RT, mereka akan kehilangan sesosok ibu yang mengatur kehidupan mereka, dan yeah, bisa ditebak semua akan berantakan kalo saya memutuskan mundur.

Tidak, tidak boleh.
Saya hanya harus lebih keras pada diri sendiri.
Saya harus meyakinkan bahwa saya bisa, dan saya pasti bisa menjalani semua ini.
Be strong Li, kamu bukan perempuan yang kalah hanya dengan keadaan seperti ini.


“Dan seorang mukmin yang tangguh akan tegar dalam menghadapi berbagai ujian berat. Hatinya tidak berubah dan lisannya tidak berkeluh kesah, karena pandai menyembunyikan penderitaan adalah karakter orang-orang mulia.” (Ibnu Qayyim Al Jauziyah)


14 November 2011

Tentang Arya dan Galau















Saya      : Janji sama gue, kalo lo sampe sms dia duluan, beliin gue es krim.
Arya      : Gak mau ah, tekor gue, kemarin udah sms dia duluan, kena hukum Yoga
               push-up sepuluh kali sambil kaki dia ada di punggung gue. 
Saya      : Ah pelit
Arya      : Pokoknya ga mau
Saya      : Ya udah gue aja. Kalo gue sampe sms dia duluan, gue beliin lo es krim
Arya      : asikk, janji?
Saya      : Iyaa..

***

Inget tentang postingan saya tentang in a pink disini?
Baca tentang seseorang yang membelikan nasi uduk pada saya di pagi saat dia sedang jogging?
Well, that’s Arya. Let me call him Arya, hehe.

Deskripsiin Arya tuh gampang, silahkan kamu bayangin sedang berjalan menuju ruang kuliah, tiba-tiba melintas cowok dari arah berlawanan dan kamu gak tahan untuk memutar kepala mengikuti arah berjalan cowok itu hingga menghilang di kejauhan.

That’s Arya.

Charming, luar dalem. Ganteng iya, sholeh iya, baik iya, pinter iya, dan peka banget jadi laki-laki.

Saya suka?
Engga, insyaallah engga.

Selain karena dia sudah punya pacar, umurnya dua tahun di bawah saya, hehe, berasa suka sama adek sendiri dong nantinya :P

Oh ya, saya teman sekelas dengan Arya, teman satu kelompok juga di beberapa mata kuliah, dan well, bisa dibilang kami teman dekat untuk sharing tentang sesuatu.

Aniwei, obrolan diatas adalah obrolan saya dengan Arya ketika masa-masa galau dengan Rama tengah datang. Saya benci merasakan ketergantungan ketika Rama kembali datang dan mengobrak-abrik isi hati saya yang sudah tertata rapi.

Sebenarnya Arya pun sedang dalam masa seperti saya dan Rama dulu. Arya yang notabene sudah punya pacar, LDR, terpikat sama satu wanita Jawa di kampus ini dan enggan melepaskan keduanya, baik pacarnya, sebut saja M, dan wanita Jawa teman sekampus, sebut saja L.

Egois memang, tapi saya tahu ternyata tidak mudah bagi Arya untuk melepaskan keduanya, di sisi lain ingin menurutinya orangtuanya untuk terus berhubungan dengan M, di sisi lain kesulitan berhubungan LDR dan kehadiran L mengisi kekosongan hatinya.

Aseeekk, bahasanya. Haha.

Well, saya sendiri sedang berusaha menahan diri untuk tidak tercebur bersama kenangan bersama Rama.
Berusaha gak galau. Walau sebenernya udah galau setengah mati, sampe bisa ngomong sama diri sendiri begini..

Jangan tolol li, please.
Jangan jatuh ke dalam lubang yang sama terus
Liat ke belakang dan belajar
Buat apa punya otak kalo gak dipake
Gak lihat apa yang pernah dia perbuat ke kamu?
Masa dengan ucapan manis kamu jatuh hati lagi?

Fokus li.
Kuliah, organisasi, kerjaan di asrama,
Banyak yang mesti dipikirin dan dikerjain
Jangan sampe Rama Menuhin memori otak kamu dan bikin lemot

Ada Kahfi, li, ada dia yang menunggu kamu disana,
Dengan hati yang lurus, menjaga untuk yang terbaik
Tidakkah kamu malu, sementara jalanmu belok-belok
Hatimu bengkok?


Yaaaaaaaaaaa! Ayo jangan galaaauu! *\(^_^)/*

06 November 2011

5 minutes


Lima menit di ujung film leap year yang saya tonton
Ada deretan nomor yang saya hafal di luar kepala muncul di benda pintar di sebelah meja
Berdering, bergetar, minta dijawab
Minta didengar suara bass yang menunggu di ujung sana

Its you
and yeah, you.
Seseorang yang sukses membuat hari saya bertabur banyak bunga

Oh please
Saya kira perasaan ini sudah berakhir
Tapi ternyata saya masih terus berbicara sendiri, menekankan, meyakinkan, bahwa ini bukan sesuatu hal besar, atau progress apapun

“Dia hanya butuh informasi dari lo, Li. 
Ga usah mikir macem-macem. 
He’s not worth to you, gila aja ngapain masih mikirin dan senyum-senyum segala, it almost half a year, 6 bulan ga ada kabar terus muncul gitu aja, goblok banget kalo lo sampe jatuh ke lubang yang sama berkali-kali. 
Ga usah kasih repson berlebihan, lanjutin hidup lo selama 6 bulan ini, tetapkan hati lo, ga usah nengok ke belakang. 
He hurt you, and please, follow your heart but take your brain too.”

***

Me         : Ada apa, kok tumben telefon?
You        : Cuma mau mastiin aja belom ada yang ngelamar kamu.

Sinyal asrama minta ditabok, kata-kata diatas saya dengar samar-samar, dua kali saya tanyakan, dua kali jawaban yang sama, namun akhirnya saya malah berkata 
‘Mastiin belom ganti nomor?’
And he said, ‘Ga kedengeran ya? Emang lagi dimana?’

Oh God.
My heart beat faster

Pergi sana!

Beneran kan pergi?
Makanya saya gak mau kenal kamu lebih dekat
Gak jelas sih tujuannya apa
Untung aja saya belum 'suka'
Coba kalo udah, gawat deh bisa galau saya nantinya

Saya belajar dari satu buah luka
Dan saya tahu tipe seperti kamu yang akan membuat luka diatas tambalan luka yang baru saya buat

Bukannya saya sok
Ya jual mahal, ya sok cantik, boro-boro deh, saya tahu kok kapasitas diri saya yang notabene biasa-biasa banget buat seorang perempuan
Tapi bukan berarti kamu bisa menilai saya bodoh dong, hingga bisa kamu gombali sedikit kemudian jatuh hati?

Aduh, hari gini.
Datang tak diundang, pulang gak pamitan.
Cape deeh..

Udah ah, cari yang lain aja
Yang gak 'belanja' sana sini,
Yang saya tahu tujuannya lurus dan gak neko-neko
Daripada sama kamu,
Ah, udah deh pergi sana! :P

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...