10 Agustus 2011

Mendadak RT

image is taken from here

Menjadi seorang pemimpin tidak mudah, walau kita dilahirkan dengan bakat pemimpin untuk diri kita sendiri. Selain ketidakpercayaan diri terhadap kemampuan pribadi, pihak lain juga ikut mendorong kita entah ke arah positif atau negatif dan akhirnya membentuk profile tersendiri bagi pemimpin itu.

Pemimpin itu sendirian. Ketika ia diibaratkan  perahu yang terapung di sungai, maka para followernya bisa dibilang sebagai sungai itu sendiri. Ia bisa mengalir bersama aliran air, atau sebaliknya melawan arah dan membelah aliran membentuk aliran yang ia ciptakan sendiri.

Banyak pro dan kontra untuk sebuah kepemimpinan. Dan kemampuan untuk menyikapi dan terlihat matang dari luar itu yang menentukan apakah kita layak untuk dijadikan pemimpin atau tidak.


Kenapa ngomongin ginian sih?

Jadi gini, saya yang notabene anak baru, beneran baru seminggu lebih di asrama, suatu hari melihat pengumuman di papan tulis lorong. Ada open recruitmen dewan gedung asrama. Emang dasarnya kaki gak bisa diem, akhirnya datang-lah saya ke kamar ibu RT. Ibu RT ini adalah selayaknya RT di desa dan kota. Dari beberapa rumah dikumpulkan menjadi rukun tetangga dan dikepalai oleh bapak RT. Karena ini asrama putri, jadilah ibu RT.

Nah, saya mendaftarkan diri menjadi calon dewan gedung. Ternyata eh ternyata, dari 52 orang yang tinggal di lorong 1 (lorong kamar saya), hanya saya yang mencalonkan diri. Karena berbagai hal, saya ditanyakan pilihannya, apakah tetap ingin jadi dewan gedung, atau justru menggantikan ibu RT.

Nah loh?

51 kepala lain harus dikepalai satu kepala yang bisa berfikir dingin di segala situasi. Dan saya ragu akan hal itu jika menyangkut saya sendiri. Sempat terfikir kepingin jadi ibu RT, tapi melihat wajah ibu RT yang sering kusut dan stress, saya jadi berfikir dua kali.

Namun, ini justru bukannya jawaban Allah atas sebatas ‘kepingin’ yang sempat terlintas itu? Apa saya mau melewatkan kesempatan menantang diri saya sendiri untuk menjadi orang yang terlatih selama setahun menjadi seorang pemimpin. Sebuah pelatihan gratis, menguji fisik dan psikis, mengganggu jam tidur saya, dan yang pasti, menguji loyalitas saya kepada orang-orang yang saya pimpin.

Setelah melalui semacam musyawarah dan mufakat, jadilah saya terpilih menjadi ibu Rt yang baru. Ada semacam ragu yang masih terselip, dengan sifat moody yang sering mengganggu, jutek pas pra-mens, saya takut itu mempengaruhi cara berfikir dan memutuskan saya. Namun jika saya tidak didorong begini, saya tidak akan pernah maju.

That’s why, akhirnya saya sekarang menjabat ibu RT. Baru satu hari dan saya sudah bisa memenuhi halaman agenda saya dengan jadwal dan tugas yang harus dikerjakan. Mulai dari rapat RT, temu laskar (kelompok ospek), mengerjakan tugas ospek, tes TOEFL, mengurus beasiswa, ikut seminar, hingga mencuci baju dan membeli makan untuk berbuka dan sahur.

Oh God, rasanya kepala mau pecah jika melihat jadwal itu. Tapi rasa excited untuk membubuhkan ceklis atau centang disebelahnya setelah selesai mengerjakannya ternyata lebih besar. Dan well, jadilah saya cukup sibuk dua hari terakhir ini. Terbukti dengan jam tidur saya yang hanya dua jam sehari, selebihnya tidur ayam yang harus siap dibangunkan jika ada jarkom mendadak dan tugas yang tidak terprediksi.

Dan well, finally, saya berharap sebuah konsistensi penuh pada diri saya sendiri, hingga satu tahun asrama ini berakhir. Tentunya dengan peran aktif dari teman-teman satu lorong. Menjadi seorang pemimpin tidak mudah, kalian tahu dan sudah melihat bagaimana sibuknya, sehingga yang saya inginkan hanya dukungan penuh secara AKTIF untuk mengikuti program yang telah dibuat bersama.

Karena seperti slogan asrama TPB IPB, Together To Be Better.

Bersama kita lebih baik.

Semangaattt ibu RT! :)

6 komentar:

  1. selamat mengemban tugas dan tantangan baru, bu RT. jangan lupa jaga kesehatan ya ;;)

    BalasHapus
  2. walaaaah! selamat menjadi bu RT yooo....
    jgn sampe stress... tar jrg nulis, tar bhn bacaanku berkurang....

    :D

    BalasHapus
  3. selamat ya bu RT (sambil ngulurin tangan...heheee)

    BalasHapus
  4. Omedetou Bu RT.
    Ganbatte ne!!!walaupun tugas setumpuk jgn lupa makan saur yg banyak ya!!!

    BalasHapus
  5. @mbak enno,
    udah stress mbak, makanya skrng jrng posting, susah ngatur waktunya XD

    @mbak atma
    thx soo, hehe. amplopnya mana mbak? kok salaman doang? :P

    @mbak wuri
    mbak kemana ajaaaa?
    hehe, di asrama susah makan sayur mbak, males, ga ada rasany T.T

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...