01 Juli 2011

A Stranger

image is taken from here

Hari masih pagi, saya berjalan  seperti biasa ke sekolah tempat saya bekerja dari pintu keluar tol Bogor. Lumayan sekedar olahraga pagi untuk saya yang paling malas olahraga. Jam menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh lima menit.

Biasanya saya yang sedang asyik berjalan dikejutkan dengan suara klakson dari belakang, yah, seseorang di tempat kerja yang saya kenal mengajak bareng naik mobilnya atau motornya, atau mungkin sekedar say hi saja.

Hari ini tidak, saya justru menemukan sebuah mobil yang tadinya berjalan, lalu melaju lebih pelan dan berhenti di depan saya. Seperti menunggu. Mobilnya tidak saya kenali, BMW silver. Biasanya saja diajak naik karimun pink, APV krem, avanza abu, atau sedan merah.

Siapa ya?


Saya tengok ke arah pengemudinya, dan agak bingung ketika ia menanyakan, “Hei, mau kemana?”

Dia kenal saya ya? Itu yang ada dalam pikiran saya saat itu.

“Ke SBR.”

“Oh ya udah, yuk bareng!”

Oke, sampe saat ini saya kira dia adalah salah satu guru di tempat saya bekerja, maklum, saya anak baru saat itu dan belum ngeh atau hafal betul dengan nama serta wajah semua orang disana.

Tanpa berfikir lagi saya masuk mobil, duduk di sebelah pengemudi, dan mobil berjalan pelan.

Dia bertanya banyak hal, saya menjawab. Tapi saya mulai curiga ketika ia tidak tau saya bekerja sebagai apa di sekolah. Gosh! deg-degan parah! Saya naik mobil siapa ini?

Jantung berdetak lebih pelan ketika dia tahu daerah rumah saya, saya sempat berfikir ini teman mama yang dulu sering saya tebengi dari rumah pagi-pagi dengan motor Cs one nya. Saya belum pernah melihat wajahnya secara keseluruhan, karena setiap pagi kepalanya tertutup helm, hanya matanya yang saya liat, well saya kira bentuk tubuhnya nyaris mirip. Tegap, layaknya ABRI.

Saya tadinya mau berhenti di depan gerbang depan sekolah, dia tidak mengizinkan. Katanya, “Gak usah, saya anter saja sampe gerbang belakang. Sama aja kan?”

Well, saat itu saya masih tenang, menyangka dia teman mama, tapi dia kemudian tidak tahu tentang kepala desa dan beberapa hal simple yang seharusnya ia tahu jika tinggal dekat rumah saya. Aaaarrgh! Gila!

Sebelum mencapai gerbang belakang, kami berhenti di depan TK Paud sebelah PDAM yang terletak di sebelah sekolah. Dia meminta nomor handphone saya, dan well, saya kasih, ingin berbohong tapi gak bisa karena setelahnya dia memiscall langsung ke handphone saya dan meminta saya menunjukkan layar handphone yang bergetar karena telephone masuk.

Saya rasanya ingin berlari! Membuka pintu, dan langsung lari ke gerbang sekolah yang selalu dijaga satpam! But well, nonsense banget, dia tidak bertindak macam-macam, walau yeah, saya gak tau siapa namanya. Saking paniknya, saya lupa bertanya namanya.

Ketika saya berkata bahwa saya ada jam praktek pagi-pagi dan harus menyiapkan bahan, mobil yang tadinya berhenti, kembali berjalan, dan kami sampai di gerbang belakang. Saya tadinya mau turun disitu, tapi yeah, dia memaksa mengantar hingga lobby. Oke, baiklah setidaknya saya sudah aman jika sampai di gerbang sekolah.

Sampai lobby, saya turun setelah mengucapkan terima kasih, dan tidak menengok ke belakang sama sekali. Saya tidak membicarakan hal ini pada siapapun sampai guru biologi yang praktek pagi itu datang dan berkata, “Cie, dianter sama BMW silver. Siapa tuh?”

Belum berakhir, siangnya ia menelpon saya, duh, panik setengah mati deh, tapi saya tidak mengangkatnya. Dia mengirim pesan berisi mengajak makan siang di luar dan berkata akan menjemput saya di sekolah.  Saya tidak membalas. Begitupun sorenya dia berkata akan menjemput dan mengantarkan pulang, saya tidak membalas.

Besoknya saya menghindari bertemu dengannya. Saya minta ditunggui teman sesama guru di sekolah, besoknya saya naik angkot cepat-cepat, lalu besoknya dan besoknya saya selalu naik school bus.

Ya ampun, gak lagi-lagi deh. =.=

Oh ya, namanya Henry. Ia mengatakannya di sms pertama.

ps: cerita lama, hihi, posting aja ah, abisnya lucu juga setelah kupikir. lebay gitu deh takut di teror, tapi ternyata si Henry ini cuma bertahan dua hari. hihi. >.<

5 komentar:

  1. haha... aku juga pernah pas SMA. ya begitu. saya emang paranoid juga kok... :D

    BalasHapus
  2. wah itu mungkin tadinya secret admirer kamu hahaha,,,

    adeuh, pdhl lumayan tuh gratisan BMW tiap hari

    hahaha becandaaa....

    BalasHapus
  3. @mbak annes.
    hayah, serem ga sih mbak salah orang gitu? untung ga di apa2in -.-

    @mbak enno.
    baiklah mbaak, ga kenal apaah -.-
    gratisan sih, huft, tau gitu saya okehin aja ya di anter jemput tiap hari, irit ongkos. haha :p

    BalasHapus
  4. :))
    hahhahaa
    km tuh kayak anak kecil aja dehh...lain kali kalo gak kenal jgn mau dong!! apalagi laki2
    ckckckck
    untung gak diapa2in...lain kali ati2

    BalasHapus
  5. hehe, untung aku, coba mbak glo, bisa dikarate deh tuh orang, haha :p

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...