30 Juli 2011

Penggosip


Menjadi seorang pembawa gosip punya dua mata pisau.
Satu, kamu jadi pusat perhatian.
Dua, kamu jadi tidak dipercaya orang lain.

Kata-kata itu udah melekat banget dalam otak saya yang berkapasitas rendah ini. Dan hal itu juga yang menyebabkan saya benci sekali penggosip. Walau terkadang apa yang dibicarakan memang enak untuk dibahas, tapi ada beberapa hal yang memang tak pantas, tak layak, tak berguna, dan nothing banget untuk dibicarakan.

Ketika kamu datang ke suatu tempat, sebut saja pasar, lalu berpakaian pesta dan super glamour, saya rasa semua orang akan menuju dirimu dalam satu hentakan waktu. Mereka mungkin menertawaimu, berbisik di belakangmu, dan mengolokmu dengan lelucon badut pasar.


So what? Apa yang terjadi dibelakang, reka adegan dan peristiwa mengapa akhirnya kamu tersesat ke pasar dengan pakaian yang notabene ‘salah’, hanya kamu dan segelintir orang yang tahu bukan? Terus mengapa harus memperdulikan bisikan sesat dari orang-orang yang hanya kamu lihat sekilas?

Yang pasti kamu tentu saja tidak benar-benar merencakan berpakaian ala pesta ke pasar bukan? Semua pasti tidak direncanakan, unpredictable, dan diluar kuasamu. What you have to do is be yourself. Yang menjalani hidup ya kamu, walau kamu tetap harusnya adaptasi, tapi tetap menjadi dirimu sendiri adalah pilihan terbaik. Pasti ada dari sekian ribu orang dalam satu tempat itu yang akan menerimamu apa adanya.

Hidup bersama-sama itu sulit, saya tahu sekali. Jangankan big brother Indonesia yang hanya 100 hari, ada banyak orang yang harus tinggal bersama, tidak saling menyukai, tapi membohongi diri sendiri dan tersenyum pura-pura.

Termasuk penggosip yang datang dengan cepat ketika kamu berbuat salah, menyebarkannya dengan bahasa yang dibuat-buat, lalu tertawa keras-keras. Sialnya, saya ada disana untuk mendengarkan kamu, badut pasar yang baru saja tersasar secara ajaib, dicela sebagai anak gaul yang tersesat di desa.

Ah, sayangnya diri saya masih belum mampu untuk mengatakan secara frontal dan tegas bahwa membicarakan orang lain itu tidak baik. Yang hanya bisa saya lakukan masih sebatas untuk diri saya sendiri, seperti berlalu dengan cepat, berpura-pura tidak mendengarkan dan pergi tanpa ikut heboh dengan gosip hangat seperti nasi goreng enam ribu yang saya santap pagi ini.

Oh ya, satu lagi. Kamu manusia, tidak sempurna, lebih baik perbaiki dirimu sendiri sebelum mencela orang lain!


ps: bingung tentang seseorang berpakaian pesta yang nyasar ke tengah pasar? bayangkan kamu membawa high heels ke asrama yang rata-rata bersandal jepit. and the gossip ready to be spread off :P

6 komentar:

  1. wuiihh.. bahaya deket dengan penggosip ngeri, kalo gua cuek aja mau di gossipan apa aja, entar tinggal gua minta bukti nya benar apa gak?

    BalasHapus
  2. @dhani.
    emang bahaya, makanya aku ambil jarak.:)

    BalasHapus
  3. gara2 gosip aq juga hampir gagal jdi sarjana....ada yg fitnah aq ngegosipin dosen....gila kali yaaaa....tu dosen mau tuntut aq ke pengadilan...untung akhirnya terbuka siapa biang keladinya...fyuhhh...bener2 benci gosip...bahkan dalam kamus p[ara penggosip, "dinding pun bercerita" looo

    hehhehe...
    asramanya seru tuh kayaknya...ada yg bawa2 high heels gitu :)

    BalasHapus
  4. @mbak glo.
    serem amiirr -.-
    masa sampe bgitu tuh dosen?
    lagian yg nyebarin tega bener ya, haha.

    aku temenin si orang yg bawa high heels dan digosipin itu, anaknya gaul tp asik kok. hihi.

    BalasHapus
  5. hi, do u rememb me?? http://cruelovemo.blogspot.com, ini blogku yang kemarin kamu follbek.. tapi followersnya rusak.. bisa follbek ulang di http://amel-unyu.blogspot.com :) thanks yaa :)

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...