08 Maret 2011

Ketika...

Ketika harapan adalah debu, maka cinta adalah tiada.

Ada begitu banyak harap yang terukir dalam hati ini.
Banyak buku yang kubaca mengungkapkan begitu indah pernikahan.
Seperti…

Ketika kau tak berjalan sendirian di tengah ramainya kerumunan orang.

Ketika ada yang menggenggam tanganmu ketika kau hendak jatuh.

Ketika ada yang memeluk dirimu ketika kau rasa tak ada yang peduli.

Ketika ada yang mengusap air matamu ketika sedih itu tak bisa kau tampung.

Ketika ada yang menungguimu ketika kamu sakit.

Ketika ada teman bicara sebelum tidur.

Ketika ada seseorang yang menyiapkan sarapan pagi untukmu setiap hari, air hangat untukmu mandi ketika kau terguyur hujan, atau teh panas dan sekaleng biskuit buatannya ketika hari hujan.

Ketika ada yang tertawa disebelahmu ketika menonton film komedi.

Ketika ada yang membantu menutup matamu, walau sambil terkikik geli, ketika menonton film horor.

Ketika ada yang tertawa melihat rupa bangun tidurmu yang jelek, lalu mencubit pipimu dan berkata bahwa ia mencintaimu apa adanya.

Ketika ada yang mendekapmu erat ketika engkau tak bisa bicara apa masalahmu, dan menunggumu bicara hingga kau merasa nyaman, walau begitu lama waktu yang ia habiskan untuk menunggu.

Ketika ada suara di sampingmu sehabis melahirkan, sedang mengadzankan bayimu, dan harap-harap cemas menantikan isak tangis bayinya dan keselamatanmu.

Ketika ada seorang yang berada di depan atau dibelakangmu ketika sholat malam dan mendoakanmu dalam sujud panjangnya.

Ketika ada yang membangunkanmu untuk berpuasa, atau bahkan sudah menyiapkan sahur yang menggugah selera.

Ketika ada teman bicara dan diskusi ketika ia menemui masalah di pekerjaannya, dan tidak punya teman bicara lain yang bisa memberikannya solusi selain dirimu.

Ketika ada yang menunggumu di rumah setiap kamu pulang.

Ketika ada yang membelai lembut kepalamu ketika kau melakukan kesalahan, bukan membentakmu dan menuduhmu macam-macam.

Ketika ada yang mendengarkanmu ketika  ingin mengeluh dan bercerita kejadian sehari ini, senang dan sedih, ia harus tau.

Ketika ada yang mendukungmu untuk terus maju, bukan membelenggumu karena cemburu.

Ketika ada yang begitu bijak seperti orangtuamu, percaya padamu atas semua pilihanmu.

Ketika ada yang khawatir ketika kau belum memberi kabar akan pulang larut malam.

Ketika ada bingkisan manis dan surat terselip di tasmu di hari ulang tahunmu.

Ketika ada yang mengganti popok bayimu, walau sebenarnya ia tak harus melakukan itu.

Ketika ada yang menempelkan telinganya di perutmu yang membuncit, berusaha berbicara dengan mahluk mungil yang akan menjadi buah hatinya.

Ketika ada yang begitu sabar melayanimu ketika kau merasa tidak nyaman ketika hamil, atau kau yang begitu manja dengan ngidammu yang aneh-aneh, tanpa pernah mengeluh sedikit pun.

Ketika ada yang memasak untukmu, ketika ia bangun lebih pagi.

Ketika ada sebuah kesalahpahaman terjadi dan ia tidak memberikan komentar. Ia menunggu amarahmu redam, pikiranmu jernih, untuk kembali bicara padamu.

Ketika ada yang menggodamu saat ada seseorang menelponmu dan berkata ‘pacarmu tuh!’

Ketika ia tertidur di samping anakmu, dengan sebuah buku tergeletak di bawah tempat tidur. Kelelahan membacakan bedtime stories untuk buah hatimu.

Ketika kau merasa kau tidak lagi cantik atau tampan dan ia berkata ‘kau tetap cantik/tampan di mataku.’

Ketika kau tahu untuk siapa engkau bertampil cantik/ tampan ketika akan pergi kondangan. Agar bisa terlihat sepadan dan cocok tampil bersamanya.

Ketika ada yang berada di sampingmu, tak berkata apapun, saat kau merasa sendirian. Hanya untuk meyakinkanmu, bahwa kau tak benar-benar sendirian.

Ketika ada yang mencoba membuatmu nyaman ketika PMS datang dan emosimu hendak meledak.

Ketika anakmu yang lain menangis sementara kamu sibuk dengan anak yang lain, ada yang menghentikan aktivitas menonton bolanya dan menemani mereka.

Ketika ada yang menanyakanmu ‘ingin makan apa hari ini?’ dan selalu membuatkan masakan kesukaanmu dengan penuh senyum dan cinta.

Ketika ada yang meringis menahan rasa ketika masakan pertamamu begitu asin, atau rasanya terlalu aneh. 

Dan ia tetap tersenyum ketika kau menanyakan itu enak atau tidak.

Ketika ada yang lebih memilih untuk segera pulang ke rumah dan bermain dengan anak-anak dibanding menghabiskan waktu bersama teman-teman kantornya.

Ketika ada yang membantumu membersihkan rumah ketika kau mulai merasa tidak bisa mengurus semua sendiri. Bukannya egois dengan mengatakan bahwa itu tugasmu sendiri.

Ketika ada yang mensupportmu ketika kau kehilangan pekerjaan, dan berfikir dengan bijak bersama-sama untuk menemukan solusi yang terbaik.

Ketika ada yang mengingatkanmu bahwa kau sudah belanja terlalu banyak bulan ini. Berhemat dan menabung untuk masa depan adalah hal yang sering ia ingatkan.

Ketika ada yang menangis untukmu, ketika kamu menyakiti hatinya. Tapi dengan mudah memaafkanmu dengan tulus ketika kau meminta maaf.

Ketika ada yang menemanimu yang mulai renta dan pikun. Dan tertawa bersamamu ketika mengenang masa-masa muda dulu.

Ketika kamu merasa bahwa hidupmu tinggal sebentar lagi, dan ia masih ada di sisimu, untuk meyakinkan bahwa ia ada di sampingmu, di sisa hidupmu.



Dan semua ketika yang akan aku, kamu, dan kalian temui, dalam sebuah balutan cinta yang Allah tunjukkan kepada kita semua, suatu hari nanti.
Amin.

2 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...